Story cover for Paus Biru by pucukkertas
Paus Biru
  • WpView
    Reads 207
  • WpVote
    Votes 61
  • WpPart
    Parts 30
  • WpView
    Reads 207
  • WpVote
    Votes 61
  • WpPart
    Parts 30
Ongoing, First published Jun 25
Nami adalah mantan atlet renang SMP, dijuluki Paus Biru karena kecepatannya di air. Tapi sejak sahabatnya, Ayra, meninggal terseret ombak, Nami berhenti menyentuh kolam dan berhenti jadi dirinya sendiri.
  
  Ini bukan kisah tentang jadi juara.
  Ini kisah tentang luka yang tak terlihat, tentang ketakutan yang dilawan perlahan,
  dan tentang seseorang yang diam-diam selalu di sisimu... bahkan saat kamu ingin tenggelam.
  
  Untuk kamu yang pernah takut memulai lagi-kisah ini untukmu.
All Rights Reserved
Sign up to add Paus Biru to your library and receive updates
or
#62psycology
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Transmigrasi : a figure who wants to change the story. cover
Polos? Lah Pemain Nih Boss! cover
THE LADY HAMMER (Sudah Terbit) cover
Veni, Vidi, Amavi cover
The Rise of Indonesia cover
The Story of Philosofia (Bluesy) cover
Heartbeat⇝ cover
Cold Eyes cover
Janji Sakral Gus Rony cover

Transmigrasi : a figure who wants to change the story.

34 parts Ongoing

Keiya tidak pernah menyangka hidupnya bisa berubah hanya karena membaca sebuah novel lusuh berjudul The Untouchable. Ia kesal bukan main pada sosok figuran bernama Jevanya pacar Kevin yang menyia-nyiakan lelaki itu, hingga membuat Kevin berakhir tragis mengejar Hazel, sang tokoh utama. Namun, setelah sebuah insiden aneh, Keiya terbangun di tubuh Jevanya. Bukan lagi sebagai pembaca, tapi bagian dari cerita. Sekarang, ia harus hidup sebagai tokoh figuran yang hanya muncul beberapa kali. Apalagi, di depan matanya berdiri Kevin tokoh antagonis favoritnya, yang di novel hanya berakhir dengan luka. Keiya tahu jalan cerita asli. Tapi... apakah ia bisa mengubah takdir Jevanya sekaligus menyelamatkan Kevin dari akhir yang menyakitkan? Atau justru kehadirannya akan membuat segalanya semakin rumit? Satu hal yang pasti Keiya sadari, bahwa Hidup di dunia novel jauh lebih sulit daripada sekadar membaca.