Sejenak, Mengisah Pada Depok

Ayyas dan Keyra.

Dua nama, dua dunia, dua keyakinan-namun satu rasa yang tumbuh di antara tawa pagi di atas motor, genggaman tangan yang enggan lepas, dan doa-doa yang tak pernah saling terdengar.

Ini bukan kisah tentang siapa yang salah atau benar.

Ini tentang dua hati yang mencoba bertahan, sembari menyadari bahwa waktu dan takdir tak selalu bersisian.

Tentang cinta yang tenang di permukaan, namun menyimpan gelombang lirih di kedalaman.

Saat gereja dan masjid berdiri di dua arah, dan "amin" tak lagi bisa diucapkan bersama.

Dalam setiap perjalanan pulang, ada rindu yang memilih diam.

Dalam setiap genggaman, ada takut yang enggan bernama.

Dan dalam setiap doa... ada satu nama yang hanya bisa diselipkan di antara jeda paling sunyi.

Di bawah langit kota Depok yang kerap merekah jingga menjelang senja, kisah mereka dimulai.

Semilir angin minggu pagi menjadi saksi langkah dua insan yang saling mencinta, namun tahu bahwa ada batas yang tak bisa mereka langkahi.

Bisakah mereka bertahan... tanpa saling menjauh dari Tuhannya?

"Kisah kita tak mudah dimengerti, seperti dua doa yang tak lagi serasi. Langit pun mendengar hal yang berbeda."