2 parts Ongoing Keluarga Ziana dulu sangat hangat. Yang di penuhi tawa, penuh pelukan, dan janji-janji kecil yang selalu ditepati.
Tapi hidup nggak selamanya tentang pelukan hangat, nggak selamanya tentang janji yang ditepati dan senyum yang dibalas. Karena saat roda takdir berubah arah, Ziana jatuh...
Dan yang menyakitkan, Ziana jatuh sendirian.
Semua bermula dari kecelakaan itu. Mobil, hujan, dan jeritan yang masih terdengar sampai sekarang di telinga Ziana. Ziana kehilangan Mamanya. Dan sejak saat itu, ia juga kehilangan tempat pulang.
Abang berubah, Papa juga berubah. Tatapannya dingin, ucapannya menyayat.
Kata Abang, "kalau bukan karena kamu, Mama nggak akan pergi." Dan Ziana, hanya bisa terdiam. Karena mungkin... ia memang salah.
Tapi perihnya, Ziana tetap berharap-walau sedikit, Zayan masih ingat... Ziana Adeknya Zayan, yang selalu Zayan jaga.
"Aku nggak minta untuk di maafin, Abang. Tapi, aku cuma mau, aku dengar lagi Abang panggil aku 'adek' kayak dulu. Yang selalu membuat aku tenang."