24 parts Ongoing Cuap-cuap terdengar dari arah empat orang dewasa. Ditemani secangkir teh hangat yang mulai mendingin juga biskuit yang lantas terasa lemas didalam ruangan bersuhu rendah. Lantas, cuap-cuap santai berubah memanas. Urat leher Mike keluar saat orang tuanya mengeklaim putri sulungnya.
"Ayah sama Ibun pikir, anak aku barang yang bisa diklaim? Disaat anakmu sibuk mencari uang untuk kelahiran kedua cucu kalian, kalian malah pura-pura buta sambil tutup telinga." Nafas Mike kian menderu. Namun tak ada riak akan mengakhiri percakapan berat mereka.
"Mereka anak aku. Kalian ngga ada hak buat ngatur masa depan keduanya. Cukup aku yang Ayah dan ibun bentuk seperti mesin serba bisa," Matanya memanas, bola mata hitam pekat itu berkaca-kaca, tangan berurat itu menggenggam erat satu persatu perempuan yang dicintainya.
"Mike..." Suara lirih Laluna diiringi elusan samar dipunggung lebar Mike sedikit demi sedikit mampu mengembalikan kesadaran pria itu untuk tetap pada penyelesaian secara baik-baik. Mengingat kedua anaknya yang belum genap tiga tahun itu, hanya mampu berceloteh dengan bahasa bayinya.
"Anakku, itu urusanku. Aku mampu mengurus mereka lebih baik dari pada Ayah Ibun mengurusku. Karena apa, aku sama-sama tau rasanya menjadi anak maka itu yang akan aku terapkan, sesuatu yang bisa membuat anakku tak hanya menganggap aku Ayahnya, tapi sahabatnya yang bisa kapan saja saling berbagi keluh kesah." Lanjutan kalimat Mike mampu membuat kedua pasangan paruh baya itu membisu. Nyatanya, anak laki-laki di keluarga mereka berkata walupun tak secara gamblang mengenai cara didik mereka yang keliru.
Lantas, hari berubah menjadi minggu, dan Minggu terangkum menjadi bulan, dan kumpulan bulan itu disebut tahun yang kian semakin berlalu.
Kedua anak Mike tumbuh dengan penuh cinta dari kedua orangtuanya. Mereka tengah melukis sesuatu yang akan menjadi pekerjaan mereka dimasa depan, melengkapi tugas seorang anak TK tanpa beban. Yang masih menjadi misteri apakah akan terwujud.
SEA
#3