Rania, gadis tangguh dari Indonesia, berhasil meraih beasiswa impiannya ke Seoul, Korea Selatan. Hidupnya sederhana, fokus belajar, bekerja paruh waktu, dan mengejar mimpi. Di negeri asing itu, ia tidak pernah menyangka takdir akan mempertemukannya dengan seorang laki-laki yang membuat hatinya terusik.
Namanya Jihoon.
Usianya 19 tahun, tiga tahun lebih muda dari Rania. Tapi dalam matanya, Rania melihat luka yang lebih dalam dari usia siapa pun.
Jihoon berasal dari keluarga berada, tapi bukan berarti hidupnya bahagia. Ia hidup dalam bayang-bayang ayahnya yang kejam, penuh tekanan, dan tak punya tempat untuk bernaung. Saat pertama kali Rania melihatnya terluka di pinggir jalan, ia tak bisa tinggal diam. Ia menolong-dan sejak hari itu, Jihoon tidak pernah melupakan kehangatan Rania.
Mereka mulai dekat. Rania adalah pelabuhan bagi luka-luka Jihoon. Tapi cinta mereka rumit.
Bukan hanya soal usia.
Bukan hanya soal status.
Tapi tentang agama-dan dunia yang tak ingin mereka bersatu.
Saat Rania memilih menjauh demi menjaga prinsip, Jihoon merasa hancur. Tapi itu bukan akhir.
Diam-diam, Jihoon mulai belajar. Tentang Islam, tentang Tuhan, dan tentang cinta yang mengajarkan pengorbanan.