
Mereka terlahir dari atap yang sama. Dibesarkan oleh tawa, tangis, dan meja makan yang penuh perebutan. Hidup tanpa arahan, tanpa pelukan orang tua, hanya mengandalkan satu sama lain untuk tetap berdiri. Kadang mereka bertengkar, kadang ingin pergi sejauh-jauhnya, Tapi mereka selalu pulang... ke rumah yang terlalu sepi, tapi juga terlalu penuh. Di tengah kekacauan, mereka belajar: Bahwa keluarga bukan tentang siapa yang paling kuat, Bukan tentang siapa yang paling dewasa, Tapi tentang siapa yang tetap bertahan-meski pintu sudah berkali-kali dibanting. Ini bukan tentang mereka yang hampir kehilangan rumah. Ini tentang rumah... yang ternyata selalu ada di dalam diri mereka. Peringatan! Cerita ini jauh berbeda dari cerita aslinya, cerita ini hanya sekedar karangan penulis. Sedikit out of character. Bukan BL, hanya sekedar brother relationship. Cover : Canva & Pinterest (hidup pink!)All Rights Reserved
1 part