Kanaya Augustin, wanita cerdas, sederhana, humble, menarik, ceria. Namun misterius, tak ada yang tahu sekacau apa kehidupannya. Banyak yang menilai ia buruk, namun banyak juga yang menganggapnya sebagai orang baik.
Kehidupannya tak selalu indah, atau tak seindah yang dibayangkan oranglain. Hidup dengan rasa trauma kekerasan, kepahitan yang ia rasakan sejak kecil membuatnya menjadi orang yang tak banyk bicara, bahkan terkesan sombong.
Kepercayaan dirinya kembali, saat ia memenangkan lomba debat dan akademis lainnya. Ia merasa setara dengan manusia laiinya. Sejak saat itu, ia mulai berbaur dengan kehidupan yang penuh ceria, pertemanan yang menyenangkan hingga ia lupa, bahwa setiap tawa akan menghadirkan luka yang maha dahsyat.
Hingga ia di pertemukan dengan seseorang yang ia harap dapat meringankan luka hatinnya, namun harapan ada hanya untuk kembali menghancurkan hidupnya. Lagi-lagi ia harus mmerasakan kepiluan yang membuatnya tak akan mempercayai siapapun dan berharap dengan siapapun.
"Langkahku gontai menyusuri jalanan yang mulai bising. Sorot lampu-lampu jalanan seolah ikut mengejek, menampakkan jelas wajah ku yang sayu kelelahan, ingin menunjukan bagaimana dunia begitu keras pada seseorang sepertiku."
Kania Sekar Melati gadis berusia 20 tahun itu harus putus kuliah, dan bekerja di sebuah rumah mewah milik duda kaya beranak satu yang bernama Bagas Adipati Wiratmodjo. Keputusan itu dilakukan tanpa sepengetahuan keluarganya.
Sampai ketika akhirnya ia mendapati situasi yang mendesaknya. Ia di hadapkan dengan tawaran yang membuatnya tak bisa berpikir banyak.
Akhirnya ia memutuskan hal yang tak pernah ia bayangkan ketika harus menerima tawaran untuk menjual dirinya pada Bagas Adipati Wiratmodjo.