Abelyn hanya ingin nilai mata pelajaran sejarahnya memuaskan, bukan merasakan perasaan ganjil pada seseorang yang sudah menjadi tulang belulang.
General Therion, the Bloodless Warlord. Dia disebut pria paling bengis dalam sejarah, pemusnah satu kerajaan, penebas tanpa ampun. Mereka menyebutnya 'The Bloodless Warlord' bukan karena ia menghindari pertumpahan darah, tetapi karena pedangnya tak pernah bergetar, dan matanya tak pernah berkabung. Dan bagian paling ironis, setelah kematiannya, tengkorak kepala sang Jenderal dijadikan piala kemenangan.
Saat mendengarkan cerita sejarah tentang Jenderal Therion, Abelyn merasa ada sesuatu yang memanggilnya dibalik waktu.
Dan saat kelopak matanya tertutup karena kantuk yang tiba-tiba menyerang, Abelyn terbangun di dunia asing, ditengah etiket kerajaan, perebutan wilayah, serta kehadiran nyata dari sosok yang selama ini hanya hidup dalam lembaran buku sejarah.
"Aku menuntut Putri Count Vallerian sebagai imbalan atas jasaku mengalahkan kerajaan Eldvaria"
Tapi tunggu- ini tak pernah terjadi. Dalam catatan sejarah, dia tak pernah meminta imbalan saat memenangkan perang. Apalagi imbalannya seorang wanita.
"Guru..." lirih Abelyn, hampir seperti gumaman pada diri sendiri, "sekarang kau yang harus belajar sejarah dariku."
Zayra tak pernah menyangka akan hidup kembali-kali ini di dalam sebuah novel bertema zombi.
Setelah meninggal karena kanker, jiwanya justru terlempar ke dunia fiksi yang bahkan belum sempat ia tamatkan. Lebih mengejutkan lagi, ia menempati tubuh karakter penjahat bernama sama, seorang tokoh kecil yang hanya muncul dua bab sebelum tewas tragis.
Di dunia yang dipenuhi ketidakpastian, bahaya, dan misteri, Zayra harus ekstra hati-hati. Satu langkah salah saja bisa membuat akhir hidupnya datang jauh lebih cepat daripada yang ia bayangkan.
Bisakah ia bertahan hidup di dunia yang semakin kacau?
Ikuti perjalanan Zayra bertemu berbagai tokoh yang sama sekali tidak seperti yang ia kenal dalam novel aslinya.