Story cover for Duskhart by yowaimi
Duskhart
  • WpView
    Reads 616
  • WpVote
    Votes 257
  • WpPart
    Parts 9
  • WpView
    Reads 616
  • WpVote
    Votes 257
  • WpPart
    Parts 9
Complete, First published Jul 10
Mature
⚠️PERINGATAN GENRE ANGST/DARKROMANCE⚠️


Anwen tak pernah meminta cinta-apalagi dari pria seperti Duke Alaric Thornewell.

Dingin. Kejam. Dan kini, tuannya.


Saat tanah tempat ia tinggal hendak dirampas, Anwen memohon agar dibiarkan tetap tinggal. Ia menawarkan satu-satunya hal yang ia punya: dirinya.


Menjadi pelayan di kastil sang Duke adalah awal dari segalanya. Awal dari luka yang kembali terbuka... dan perasaan yang seharusnya tak pernah tumbuh.


Tapi di kerajaan ini, cinta bukanlah anugerah-melainkan kutukan yang bisa mengorbankan segalanya.



bagaimana kisah dari alaric dan anwen? apakah akan ada pelangi atau langitnya tetap saja mendung tak berwarna.
All Rights Reserved
Sign up to add Duskhart to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Langit  by amlailawhy
15 parts Complete
Ada nama yang tak pernah benar-benar pergi, meski dunia memaksanya hilang. Namanya Langit-seseorang yang dulu hanya kulihat di sela-sela pagi pesantren, lewat tatapan yang tak pernah sempat kuceritakan ke siapa-siapa. Ia hadir seperti angin yang pelan: menyentuh sebentar, lalu lenyap sebelum sempat kupegang. Waktu itu aku terlalu bungkam, terlalu takut bicara, terlalu canggung untuk sekadar menatap balik. Ia terlalu berani untuk memperhatikan, namun terlalu baik untuk menggangguku. Dan di antara jarak yang sengaja ia jaga, ada janji kecil yang tak sempat kami tepati: foto wisuda, sekali saja... bersama. Janji sederhana. Yang ternyata menjadi alasan kenapa hari itu terasa paling sunyi. Karena Langit tak pernah datang. Dan aku tak pernah tahu... bahwa ia tak akan pernah datang lagi. Tahun-tahun berlalu, tapi namanya masih mengendap di dadaku seperti hujan yang tak mau reda. Kadang samar, kadang deras. Terkadang hanya bayangan-namun bayangan yang terlalu nyata untuk disebut kenangan. Aku sering bertanya-tanya, apakah perasaan yang terhenti di tengah jalan masih pantas disebut perjalanan? Atau jangan-jangan, ada sesuatu yang memang ditakdirkan hanya untuk dikenang... bukan untuk disatukan. Ini kisahku. Kisah tentang seseorang yang datang tanpa suara, dan pergi tanpa sempat kutahan. Seseorang yang menatapku lebih dulu, jatuh hati lebih dulu, namun pergi... terlalu cepat. Namanya Langit. Dan sejak hari itu, aku mengerti satu hal: Tidak semua kehilangan terdengar. Beberapa hanya terasa.
You may also like
Slide 1 of 10
Langit  cover
OBSESSED cover
Luka Anak Perempuan  cover
Mars & Pluto (Sudah Terbit)  cover
DAMIAN cover
Sixth Sense [COMPLETED] cover
SWEET ADVENTURE cover
The Vampire King and the Queen Witch cover
RahwanaYana cover
Between Us [Suddenly I Became A Princess] cover

Langit

15 parts Complete

Ada nama yang tak pernah benar-benar pergi, meski dunia memaksanya hilang. Namanya Langit-seseorang yang dulu hanya kulihat di sela-sela pagi pesantren, lewat tatapan yang tak pernah sempat kuceritakan ke siapa-siapa. Ia hadir seperti angin yang pelan: menyentuh sebentar, lalu lenyap sebelum sempat kupegang. Waktu itu aku terlalu bungkam, terlalu takut bicara, terlalu canggung untuk sekadar menatap balik. Ia terlalu berani untuk memperhatikan, namun terlalu baik untuk menggangguku. Dan di antara jarak yang sengaja ia jaga, ada janji kecil yang tak sempat kami tepati: foto wisuda, sekali saja... bersama. Janji sederhana. Yang ternyata menjadi alasan kenapa hari itu terasa paling sunyi. Karena Langit tak pernah datang. Dan aku tak pernah tahu... bahwa ia tak akan pernah datang lagi. Tahun-tahun berlalu, tapi namanya masih mengendap di dadaku seperti hujan yang tak mau reda. Kadang samar, kadang deras. Terkadang hanya bayangan-namun bayangan yang terlalu nyata untuk disebut kenangan. Aku sering bertanya-tanya, apakah perasaan yang terhenti di tengah jalan masih pantas disebut perjalanan? Atau jangan-jangan, ada sesuatu yang memang ditakdirkan hanya untuk dikenang... bukan untuk disatukan. Ini kisahku. Kisah tentang seseorang yang datang tanpa suara, dan pergi tanpa sempat kutahan. Seseorang yang menatapku lebih dulu, jatuh hati lebih dulu, namun pergi... terlalu cepat. Namanya Langit. Dan sejak hari itu, aku mengerti satu hal: Tidak semua kehilangan terdengar. Beberapa hanya terasa.