“Kita berlima, kudu bersama! Sampai ajal jemput kita.” —Chae Bong-gu, A.K.A Bamby.
Masa-masa SMA ini, harus dinikmati dengan kebahagiaan. Contohnya, berkawan baik dengan orang-orang yang membuatmu nyaman di sisinya. Seperti, persahabatan lima siswa di SMAN Janggan Awignya, kelas XII IPS 1.
Persahabatan mereka sudah bertahan selama tiga tahun, tidak ada masalah yang menghalangi kedekatan mereka berlima; Yejun, Noah, Bamby, Eunho, Hamin.
Mereka berharap, mereka pulang bersama. Seperti, mereka berangkat ke mana-mana bersama.
Tidak ada yang pergi lebih dulu.
"Gue terpaksa nikah sama lo, demi bayi yang ada di perut lo."
Kata-kata itu jatuh seperti pisau yang menancap tepat di hati Kiana Alisha. Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia, kini hanya terasa seperti hukuman. Ia tidak diinginkan. Bukan sebagai istri, bukan sebagai seseorang yang layak dicintai.
Pria di hadapannya, sosok yang dingin dan kasar, menikahinya bukan karena cinta-hanya karena tanggung jawab, Tatapan matanya tajam, seolah berkata bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa setelah bayi itu lahir, segalanya akan berakhir semuanya.
Namun, takdir selalu punya cara untuk mempermainkan hati manusia. Dalam kebencian, mungkin terselip perasaan yang tak terduga?