Setelah pindah dari hiruk-pikuk kota Jakarta ke kota budaya Yogyakarta, Liora Navasya Adiwangsa tak menyangka langkah barunya di SMA Negeri 1 Bhayangkara akan membawanya ke dalam pusaran cinta, luka lama, dan janji yang belum selesai. Bersama saudara kembarnya, Leonel, ia mencoba beradaptasi di sekolah baru dan tanpa ia duga, pertemuan dengan dua sosok berbeda mengubah segalanya.
Namun, di balik dua dunia yang mulai bersilangan, tersimpan luka lama: Tama dan Raka dulu sahabat, kini bahkan tak saling sapa. Ketika Liora terjebak di antara mereka, ia tak hanya harus memilih siapa yang membuatnya nyaman, tapi juga berdamai dengan luka yang tidak ia buat.
"Dia pergi karena dia Raka. Dan Raka nggak pernah bisa diem kalau ada orang yang dia sayang dalam bahaya."
"Dia rumah. Dan aku cuma orang yang belajar ngerawat rumah itu, bukan menguasainya."
-Tama Wibisana
"We are Never Truly Strangers" adalah kisah tentang mencintai dengan jujur, kehilangan yang mengajarkan arti hidup, dan janji yang tetap tinggal meski tak pernah selesai. Di bawah langit Jogja yang tenang, tiga hati belajar bahwa rumah bukan selalu tempat, tapi orang yang tak pernah pergi.
FOLLOW DULU CINTAH
Bagaimana jika seorang remaja transmigrasi ke tubuh seorang duda anak satu?
Yang mana anaknya seumuran dengannya.
Erlan ketua geng yang hobby tauran, suka membully, hingga ia dibunuh oleh salah satu korban bully nya, bukannya ke alam baka, ia malah transmigrasi ke seorang duda anak satu.
Gerlan, duda yang berusia 37 tahun, ia membenci anaknya, hingga anaknya juga
membenci dirinya.
Abian, bocah bebal keras kepala, seperti cerminan jiwa Erlan.
Gerlan waktu seumuran Abian sungguh nakal, hingga karna kenakalannya hadirlah Abian.
Sekarang, Gerlan harus menghadapi anaknya yang lebih parah dari dirinya waktu muda.
Tapi ini Erlan bukan Gerlan. Bocah nakal yang harus merawat bocah bebal.
"Gue... Benaran punya... Anak?"
.
.