Hujan mengguyur kota Los Angeles malam itu, seperti amarah langit yang belum menemukan pelampiasannya. Di ujung jalan yang nyaris terlupakan oleh peta modern, berdirilah sebuah bar tua dengan papan nama berpendar redup: Bar Baja. Tak ada musik keras, tak ada keramaian pemabuk. Hanya denting gelas, desir angin, dan bisikan waktu yang seolah berhenti di tempat itu.
Di sudut paling gelap, duduk seorang pria berkepala plontos dengan sorot mata tajam bagai bilah pisau. Jason Statham. Aktor laga yang telah menumbangkan ratusan musuh di layar lebar, namun malam ini duduk diam, memeluk segelas bourbon dan memandangi hujan seolah menyimpan rahasia dunia di balik tatapannya.
Lalu pintu bar berderit pelan. Seorang pria bertubuh sedang masuk, mengenakan jas hitam yang basah di bahu. Matanya tajam, tapi bukan karena kebrutalan-melainkan karena pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah dijawab dalam ratusan halaman novel yang ditulis. Namanya Christopher August William Simanjuntak, penulis misteri asal Surabaya, Indonesia, yang jarang terlihat di publik, apalagi di bar tua seperti ini.
Mereka tak pernah bertemu sebelumnya.
Tapi malam itu, takdir sedang memainkan peran sutradara.
Sebab ketika dua dunia bertabrakan-dunia aksi dan kata-kata-akan ada cerita yang tak bisa ditulis ulang. Akan ada kebenaran yang tak bisa disensor. Dan akan ada malam yang mengubah segalanya.
Malam itu dimulai di Bar Baja.
Dan tak seorang pun tahu bagaimana akhirnya.
Akabane Karma membenci pernyataan tentang penyesalan selalu datang di akhir. Karena saat ini, karma menyesal melakukan sesuatu yang menyakitkan pada Nagisa Shiota. Ingin karma mengucapkan maaf atas perbuatan nya yg kejam pada Nagisa. Tapi, bisakah ia menyatakan maaf nya pada Nagisa?
Pairing : Akabane Karma x Nagisa Shiota
From : Assassination classroom