"Tidak semua luka butuh obat, beberapa hanya butuh ruang untuk diam."
Di antara kabut kenangan dan jejak masa remaja yang retak, ada seorang gadis yang mencoba menjadi utuh, Elia namanya. Tetapi ia kerap menyembunyikan namanya di balik senyum yang ia buat-buat dan tawa yang terlalu cepat ia buat reda.
Dari kota lama yang ia tinggalkan demi mimpi, hingga asrama sunyi tempat ia mencari versi dirinya yang lain, redup tak pernah benar-benar memberi jeda. Ia tumbuh di antara cinta yang tidak selesai, janji yang tak ditepati, dan perpisahan yang lebih mirip pengkhianatan.
Ranu bukan sekadar kisah tentang cinta, tapi tentang bagaimana perempuan muda belajar memungut serpihan dirinya sendiri, yang pernah dibanting oleh waktu, dan diinjak oleh rasa yang ia kira tulus.
Lewat bab-bab yang lirih dan metafora yang tak gamblang, akan membawa kita untuk menyelami jiwa yang mencoba sembuh dengan perlahan, dan dengan luka yang tidak buru-buru ia tutup.
Karena terkadang,
yang membuat kita kuat bukan cinta,
melainkan kehilangan yang tak kunjung selesai.