
Satu kecelakaan merenggut terlalu banyak dari Luna. Nyawanya memang selamat, tapi tidak dengan masa depannya sebagai perempuan. Dalam operasi darurat yang dilakukan sendiri oleh dokter Djuan, pria yang juga menabraknya malam itu. Rahim Luna harus diangkat demi menyelamatkan hidupnya. Luna sadar, tapi diam. Menyimpan semuanya sendiri hingga orangtuanya bicara. Mereka tak ingin uang. Mereka ingin tanggung jawab. "Siapa lagi yang mau menikahi anak perempuan kami kalau bukan pria yang sudah menghancurkannya?" Djuan terpukul. Ia punya tunangan. Hidupnya hampir sempurna. Tapi rasa bersalah menjeratnya tanpa ampun. Apalagi saat Luna tak pernah sekali pun menuntut apa pun kecuali ingin pergi dan melupakan semuanya. /Cerita ini update lebih cepat di Wizpen @ivorybeige/All Rights Reserved
1 part