Mawar Hitam di Tengah Salju

"Kau pernah mencium bau salju yang menutupi mayat-mayat lama? Tak semua yang terkubur di bawah putihnya musim dingin bisa tetap diam."

Orang-orang menyebut desa ini sebagai tempat yang dilupakan Tuhan. Tidak ada peta yang mencantumkannya dengan benar, tidak ada sinyal di ponsel, tidak ada bus yang berhenti kecuali yang salah jalan.

Namun di sinilah semuanya bermula. Di balik kabut yang menggantung di antara batang pohon cemara, di antara bayangan reruntuhan kastil yang tinggal kerangka, di balik salju yang menyembunyikan bekas darah tua.

Dulu pernah ada keluarga bangsawan. Dikenal karena kekayaan, ilmu pengetahuan, dan obsesi mereka pada rahasia hidup kekal. Tapi apa yang mereka lakukan dalam istana batu itu tidak pernah disebutkan dengan lantang. Hanya bisikan, dan cerita anak-anak tentang pintu besi di bawah tanah yang tidak boleh dibuka.

Kemudian... keluarga itu hilang. Terhapus dari sejarah. Tidak ada upacara pemakaman. Tidak ada warisan. Hanya sebuah kutukan yang tertinggal, yang katanya mengendap dalam darah orang-orang tertentu. Menunggu saat untuk bangkit kembali.

Bertahun-tahun kemudian, seorang gadis dilahirkan dalam keluarga yang seharusnya tidak ada.

Ayahnya menghilang. Ibunya bicara pada tembok. Kakaknya tak pernah kembali dari hutan.

Dan gadis itu... ia tumbuh di antara kebohongan dan mimpi buruk.

Ia tidak tahu siapa dirinya. Atau apa yang telah diwariskan padanya.

Sampai pada suatu malam bersalju... ia menemukan seorang pria yang tidak seharusnya masih hidup.

Dan roda takdir, yang lama tertidur di bawah es, mulai berputar kembali.

"Cinta bisa menyelamatkanmu," ucapnya. "Atau menghancurkanmu sepenuhnya. Tapi kau harus memilih. Sebelum waktu kita habis."