Di balik senyum yang tersembunyi, ada luka yang tak pernah tampak. Di antara bisik-bisik dan tatapan menusuk, ada kisah yang jarang terungkap.
Zora gadis yang menjadi sasaran amarah, cemoohan, bahkan penghukuman.
Tuduhan yang menghancurkan hidupnya: mendorong Yura dari tangga.
Tapi......apakah dia benar-benar pelakunya?
Ketika sekolah berubah menjadi medan perang penuh ejekan dan kebencian,
dan rumah sendiri menjadi tempat tanpa cinta dan harapan, Zora menghadapi pertarungan yang tak terlihat melawan bayangan dan ketidakadilan.
Ketika dunia menolak mendengar,
dan keluarganya menutup pintu tanpa belas kasihan, apakah Zora akan menemukan kekuatan untuk bertahan?
Atau...kah keputusasaan akan membawa langkahnya ke jalan yang gelap?
Sebuah peristiwa di malam hujan akan mengubah segalanya.
Sebuah pertemuan yang tak terduga membuka peluang baru. Tapi apakah itu pertolongan... atau awal dari kehancuran?
Disisi lain...... Seorang gadis bernama Zoya Dirgantara...
Dia bukan sosok yang dikenal publik.
Bukan anak populer, bukan bintang di media sosial.Tapi di balik sunyi, ada sebuah jiwa penuh bara.
Zoya Dirgantara, gadis cerdas yang terkurung dalam penjara bernama keluarga.
Impian besarnya dihancurkan dengan kata-kata kejam dan pintu yang terus tertutup.Beasiswa yang diraih? Robek dan dibuang. Masa depan yang dia impikan? Dikubur dalam pekatnya malam tanpa harapan.
Ketika rumah berubah jadi medan perang,
dan harapan terasa seperti angin yang tersapu badai, Zoya menghadapi pilihan paling berat dalam hidupnya, bertahan atau menyerah.
Malam yang penuh teriakan dan darah,
menghancurkan segalanya...atau membuka lembaran baru yang belum pernah dia bayangkan.
Apakah mimpi bisa bertahan dari amukan kenyataan?
Bisakah sebuah harapan kecil menjadi titik balik?
Atau justru kehancuran yang menanti?
Mikhail namanya, karena masalah kesehatan dan alasan lainnya dia di bawa ke China oleh kakek dan nenek dari pihak ibu untuk berobat di sana meninggalkan negara kelahirannya. Sampai saat usianya 10 tahun, dia kembali ke Rusia dan bertemu keluarganya yang menurutnya menyeramkan.
Bagaimana Mikhail betah jika ekspresi mereka mirip lantai marmer di rumahnya yang ada di China? Datar, dingin dan tajam.