"Aku pernah percaya, lalu dihancurkan.
Aku pernah mencinta, lalu ditinggalkan dengan luka yang diam-diam tumbuh menjadi trauma.
Tapi dari semua gelap itu, aku akhirnya menemukan cahaya- seseorang yang tak meminta untuk dipercaya, tapi membuatku ingin mempercayai lagi." - Elara
Elara percaya bahwa cinta hanya akan membawa luka. Setelah dikhianati oleh orang yang ia pikir akan menjadi rumah terakhirnya, kepercayaan bukan lagi sesuatu yang mudah ia beri. Hidupnya berjalan dalam bayang-bayang trauma-penuh kehati-hatian, penuh dinding yang tinggi.
Hingga dia bertemu Raka.
Laki-laki itu tidak datang membawa janji. Tidak datang menawarkan "aku takkan menyakitimu". Dia hanya datang... dan tinggal. Dengan caranya yang tenang, sabar, dan nyata, Raka perlahan menyinari ruang-ruang tergelap di hati Elara.
Namun bisakah seseorang yang patah seutuh itu benar-benar sembuh?
Apakah cahaya yang ada cukup terang untuk menuntunnya?
Sebuah kisah tentang luka yang menjadi kekuatan, dan cinta yang tumbuh di tempat paling tak terduga: di balik kegelapan terdalam.
FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🥰
Di bawah langit malam yang sepi, seorang balita kecil menatap bulan dengan mata basah. Wajah putihnya tertutupi debu jalanan, mata jernihnya menatap cahaya rembulan.
.
"Aila nda minta di lahilkan..." bisiknya lirih.
.
"Aila ingin punya olang tua... tenapa hanya Aila yang nda punya olang tua..."
______
Hanya suara hati yang terdengar, tenggelam di antara dinginnya malam dan bintang yang bertaburan.
.
Ketika sebuah bintang jatuh melintasi langit, Aila menutup mata kecilnya rapat-rapat.
.
Mungkinkah harapannya terkabul-mendapatkan sebuah pelukan hangat dan sepasang orang tua yang bisa menyebut namanya?
.
Atau justru takdir kembali menguji balita kecil itu dengan kesepian yang lebih dalam?