Di usia dua puluhan, hidup sering kali tak memberi kepastian. Hanya tuntutan untuk tetap bergerak, meski tak tahu ke mana. Ia sibuk memintamu sembuh, padahal dunia tak pernah belajar menyentuh luka dengan benar.
Ara mahasiswa Sastra Inggris semester akhir menjalani hidup di antara skripsi, pekerjaan freelance, dan suara-suara di kepalanya yang selalu menuntutnya jadi sempurna. Dibesarkan oleh orang tua yang hanya menghargai hasil, Ara tumbuh jadi sosok yang sinis, cerdas, dan mandiri tapi kesepian.
Bima seorang koas kedokteran, terjebak dalam siklus jaga-makan-ngantuk-laporan. Di balik senyuman sarkastis dan kelakar gelapnya, dia nyimpan luka yang belum pernah sempat dia obati.
Satu terbiasa membaca tubuh yang sakit. Satu lainnya terbiasa membaca dunia yang tak adil. Mereka bicara dalam bahasa yang berbeda, tapi sama-sama mencari tempat yang bisa membuat napas terasa ringan. Mereka tidak ditakdirkan. Tapi mereka saling menemukan, dalam ruang abu-abu yang tak bernama dan saling mengganggu ritme satu sama lain.
Ini adalah cerita tentang kontinjensi tentang bagaimana sesuatu bisa terjadi bukan karena seharusnya terjadi, tapi karena tidak ada yang benar-benar bisa mencegahnya.
Dan mungkin, itu cukup.
Transmigrasi : a figure who wants to change the story.
34 parts Ongoing
34 parts
Ongoing
Keiya tidak pernah menyangka hidupnya bisa berubah hanya karena membaca sebuah novel lusuh berjudul The Untouchable. Ia kesal bukan main pada sosok figuran bernama Jevanya pacar Kevin yang menyia-nyiakan lelaki itu, hingga membuat Kevin berakhir tragis mengejar Hazel, sang tokoh utama.
Namun, setelah sebuah insiden aneh, Keiya terbangun di tubuh Jevanya. Bukan lagi sebagai pembaca, tapi bagian dari cerita.
Sekarang, ia harus hidup sebagai tokoh figuran yang hanya muncul beberapa kali. Apalagi, di depan matanya berdiri Kevin tokoh antagonis favoritnya, yang di novel hanya berakhir dengan luka.
Keiya tahu jalan cerita asli. Tapi... apakah ia bisa mengubah takdir Jevanya sekaligus menyelamatkan Kevin dari akhir yang menyakitkan? Atau justru kehadirannya akan membuat segalanya semakin rumit?
Satu hal yang pasti Keiya sadari, bahwa
Hidup di dunia novel jauh lebih sulit daripada sekadar membaca.