Raziq, seorang ayah, harus menghadapi kenyataan pahit ketika istrinya, Ana, meninggal dunia saat melahirkan putri mereka, Sani. Ditinggalkan sendirian dengan bayi yang baru lahir, Raziq harus belajar menjadi segalanya bagi Sani: ayah, ibu, dan penopang. Dari malam-malam tanpa tidur dan kelelahan yang menumpuk hingga membimbing Sani mengenal agama menghadapi ejekan teman dan menemukan minatnya sendiri, setiap langkah adalah perjuangan dan pelajaran.
Di tengah kesunyian dan kerinduan yang tak terucap, cinta seorang ayah tumbuh melampaui batas, membentuk Sani menjadi pribadi yang mandiri dan beriman. Namun, ketika Sani tumbuh dewasa dan menemukan jalannya sendiri-bahkan hingga takdir mempertemukannya dengan cinta-Raziq dihadapkan pada ujian terbesar: melepaskan putri yang menjadi seluruh dunianya.
Sebuah kisah drama keluarga yang mengharukan tentang cinta, pengorbanan, dan keikhlasan seorang ayah yang tak lekang oleh waktu. Akankah cinta sejati berarti melepaskan, bahkan saat hati tak sanggup?
[Spin off Dia, Adnan].
Jika ditanya mengapa pada akhirnya Adthia memilih menekuni bulutangkis, maka ia akan menjawab bahwa ia mencintai olahraga itu dari pertama kali ia melihatnya di televisi, meskipun jatuh bangun ia mempertahankan performa permainannya.
Orang-orang terdekatnya bahkan merasa aneh saat melihat Adthia mulai memasuki dunia bulu tangkis, padahal Bundanya seorang penulis dan Ayahnya seorang pelukis, kenapa Adthia tidak menekuni salah satu dari pekerjaan orangtuanya? Entahlah, Adthia merasa bakat kedua orangtuanya tidak ada satupun yang menurun kepadanya.
Biarkan orang lain berkata apa, terpenting Adthia hanya ingin meraih mimpinya, menjadi peraih emas di olimpiade seperti idolanya, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.