"Terkadang hidup hanya untuk ikhlas dan menerima semuanya."
Itulah yang selalu Nadrian pegang dalam setiap langkahnya. Meski ia sudah melewati berbagai macam rintangan, luka, dan kehilangan, Nadrian tetap menjalani hidup dengan penuh ketenangan dan penerimaan. Ia tak pernah memilih untuk berhenti atau menyerah, karena baginya, ikhlas adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki seseorang.
Hidup baginya bukan sekadar tentang berlari mengejar mimpi atau kebahagiaan, melainkan tentang menunggu dengan sabar saat kebahagiaan itu datang mengetuk pintu. Sejatinya, hidup adalah perjalanan yang penuh warna-di mana kebahagiaan dan kesedihan silih berganti hadir, mengajarkan arti sebenarnya dari sebuah rasa.
Dalam setiap tawa dan air mata, Nadrian belajar bahwa menerima bukan berarti kalah, tetapi justru sebuah keberanian yang luar biasa. Sebab, hanya dengan ikhlas kita bisa membuka hati, melangkah maju, dan menemukan kedamaian dalam segala ketidakpastian hidup.
dalam doanya yang paling lirih, ia hanya meminta satu hal.
"Tuhan, kalau hidupku sebentar... tolong beri aku bahagia.
Walau cuma lima menit saja. Sebelum aku pergi."
Transmigrasi : a figure who wants to change the story.
34 parts Ongoing
34 parts
Ongoing
Keiya tidak pernah menyangka hidupnya bisa berubah hanya karena membaca sebuah novel lusuh berjudul The Untouchable. Ia kesal bukan main pada sosok figuran bernama Jevanya pacar Kevin yang menyia-nyiakan lelaki itu, hingga membuat Kevin berakhir tragis mengejar Hazel, sang tokoh utama.
Namun, setelah sebuah insiden aneh, Keiya terbangun di tubuh Jevanya. Bukan lagi sebagai pembaca, tapi bagian dari cerita.
Sekarang, ia harus hidup sebagai tokoh figuran yang hanya muncul beberapa kali. Apalagi, di depan matanya berdiri Kevin tokoh antagonis favoritnya, yang di novel hanya berakhir dengan luka.
Keiya tahu jalan cerita asli. Tapi... apakah ia bisa mengubah takdir Jevanya sekaligus menyelamatkan Kevin dari akhir yang menyakitkan? Atau justru kehadirannya akan membuat segalanya semakin rumit?
Satu hal yang pasti Keiya sadari, bahwa
Hidup di dunia novel jauh lebih sulit daripada sekadar membaca.