"Terkadang hidup hanya untuk ikhlas dan menerima semuanya."
Itulah yang selalu Nadrian pegang dalam setiap langkahnya. Meski ia sudah melewati berbagai macam rintangan, luka, dan kehilangan, Nadrian tetap menjalani hidup dengan penuh ketenangan dan penerimaan. Ia tak pernah memilih untuk berhenti atau menyerah, karena baginya, ikhlas adalah kekuatan terbesar yang bisa dimiliki seseorang.
Hidup baginya bukan sekadar tentang berlari mengejar mimpi, melainkan tentang menunggu dengan sabar saat kebahagiaan itu datang mengetuk pintu. Sejatinya, hidup adalah perjalanan yang penuh warna-di mana kebahagiaan dan kesedihan silih berganti hadir, mengajarkan arti sebenarnya dari sebuah rasa.
Dalam setiap tawa dan air mata, Nadrian belajar bahwa menerima bukan berarti kalah, tetapi justru sebuah keberanian yang luar biasa. Sebab, hanya dengan ikhlas kita bisa membuka hati, melangkah maju, dan menemukan kedamaian dalam segala ketidakpastian hidup.
dalam doanya yang paling lirih, ia hanya meminta satu hal.
"Tuhan, kalau hidupku sebentar... tolong beri aku bahagia.
Walau cuma lima menit saja. Sebelum aku pergi."