Story cover for Ali untuk Fatimah by mysy4_22
Ali untuk Fatimah
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Jul 27
Fatimah Az Zahra siswi SMA Prestasi kelas 12 itu sebentar lagi akan melepas masa gadis nya menjadi istri yang siap melayani suaminya. Ali Rayyan. Lelaki yang bisa dikatakan dewasa, bukanlah orangnya berharta dan berkuasa, entah mengapa setelah keduanya menikah perjalan rumah tangga mereka berjalan sebagaimana mestinya, rasa bahagia selalu ada diantara keduanya sampai ada lelaki yang merupakan mantan pacar Fatimah ketika masa sekolahnya. 

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya ikuti terus kisahnya🥰



"Sederhana nya dirimu,  lemah lembut tutur cara bicaramu sudah mampu membuat ku jatuh-sejatuh jatuhnya. Walau banyak cobaan yang kita lalui,
All Rights Reserved
Sign up to add Ali untuk Fatimah to your library and receive updates
or
#30fatimahazzahra
Content Guidelines
You may also like
Candala Store [On Going] by Lusiana2924
6 parts Ongoing
Candala Store (toko yang hina), diksi yang tepat untuk menggambarkan sebuah store tersebut. Namanya Lavender Store, toko kecantikan yang menggoreskan luka yang cukup dalam. ⚠ PERINGATAN DILARANG KERAS MENGGUNAKAN KATA-KATA KASAR & KOTOR dari cerita ini!!! Ada tragedi hebat yang terlukis melalui mataku, lukisan itu nampak samar untuk seseorang yang buta warna, mungkin hanya dirikulah yang bisa melihat lukisan hitam itu. Perjalanan menyeramkan yang membuatku memelankan langkahku, harapanku cukup besar, sekadar merasakan untuk keluar dari perjalanan gelap itu. Mataku tajam, namun hatiku buram, yang ku lihat semua orang selalu baik kepadaku, meskipun mereka menyakitiku. Aku sempat menghentikan langkahku dari perjalanan itu, beberapa temanku menyadarkanku tentang itu, memberikan penerangan untuk jalan pulang, hatiku memang berkata ingin mengikuti langkahnya, namun mulutku mengucap untuk tetap berada di dalam jalur itu, entah kenapa mulutku tak bisa lagi aku kendalikan. Kekecewaan mereka rasakan ketika diriku tak mau mengikuti hal yang benar, aku pun tak mengerti apa yang terjadi padaku. Mereka meninggalkanku di perjalanan itu, aku kembali berjalan menyusuri gelapnya ruang. Berharap cahaya keemasan membelah dinding dinding berlubang, sialnya dinding di sekelilingku sangatlah kokoh, tak ada celah sedikitpun. ~Terpenjara di ruang lara~ Selamat membaca, semoga kita semua bisa sembuh dengan segala luka yang ada. Sebelumnya follow akun author, dan jangan lupa vote & comment di setiap babnya. Terima kasih ദ്ദി(˵ •̀ ᴗ - ˵ ) ✧ Start : 29 April 2024
You may also like
Slide 1 of 10
UKHTY KUTUB cover
Candala Store [On Going] cover
Disakiti keluarga, diratukan suami CEO  cover
Antagonis Figuran cover
Janji Sakral Gus Rony cover
Transmigrasi Bumil ( Tamat )  cover
Polos? Lah Pemain Nih Boss! cover
TAK SEHANGAT EMBUN PAGI cover
Transmigrasi : a figure who wants to change the story. cover
Takdir Tuhan [HIATUS] cover

UKHTY KUTUB

18 parts Ongoing

Di sebuah sudut Bali yang tenang, jauh dari gemerlap wisatawan dan hiruk pikuk kota, berdiri sebuah rumah kayu sederhana dengan atap rumbia yang mulai kusam dimakan waktu. Rumah itu terletak di Desa Pesinggahan, Karangasem-wilayah pinggir laut yang lebih sering diselimuti sunyi ketimbang sorak tawa. Di sana, hidup seorang gadis bernama Zahra Najwa Firyal. Setiap hari, ia melewati lorong sempit dengan suara debur ombak dan aroma dupa dari pura tetangga. Namun langkahnya tak pernah goyah. Jilbab lebarnya menjuntai dengan tenang, menutupi luka yang ia bawa dalam diam. Zahra terbiasa menjadi berbeda di tempat yang menuntut untuk seragam. Tapi ia tetap memilih berdiri di jalan yang menurutnya benar-jalan yang membawanya jauh dari manusia, dan dekat dengan Tuhan. Tak jauh dari situ, sebuah vila mewah berdiri di tepi perbukitan Candidasa. Vila milik keluarga Rayyan Arshaq Luqman-anak pengusaha yang terpaksa pindah ke Bali karena ulahnya yang dianggap mencoreng nama baik keluarga. Rayyan tak suka tempat itu. Terlalu sunyi, terlalu menenangkan. Ia tak terbiasa hidup tanpa suara gaduh atau pujian. Tapi di balik kejenuhannya, Rayyan tak tahu bahwa sunyi itu akan mempertemukannya dengan sesuatu yang lebih tajam dari seribu kata: tatapan seorang gadis yang tak mengenal kompromi.