Mar Y Sol

Michael Santino De Toro tidak bisa melupakan kejadian lima tahun lalu, saat ia dengan sengaja menculik Ava Mar Y Sol Castelli, yang merupakan putri bungsu musuh bebuyutannya.

Aksi itu dilakukan sebagai barter karena barang ilegal milik kliennya disita oleh klan Castilli usai tertangkap di salah satu kapal pesiar mereka.

Awalnya, Michael hanya ingin memastikan bocah itu tetap hidup setelah disuntik kimia khusus yang diciptakan salah satu kartel kliennya-obat yang dirancang untuk menghapus ingatan Ava tentang Michael dan seluruh kejadian penculikan.

Namun, tanpa sadar, Michael terus memperhatikan Ava usai Castelli marah besar karena ternyata Ava memiliki penyakit jantung. Artinya, suntikan yang diberikan Michael bisa saja menjadi pemicu kematian Ava jika dosis atau zatnya tidak sesuai.

Kini gadis itu tumbuh menjadi seorang wanita muda berusia dua puluh tahun. Dua kali lipat lebih muda dari usia Michael sekarang.

Ava telah berubah. Tubuhnya menjulang indah, pinggangnya ramping, dadanya bulat alami menggantung seperti pepaya, badannya tumbuh selaras dengan waktu yang memahatnya membentuk siluet anggun, tidak berlebihan, namun cukup membuat siapa pun menoleh dua kali.

Cara Ava berjalan, bahkan sekadar menyibak rambut dari pipi, memiliki daya tarik yang tidak dibuat-buat. Kulitnya bening seperti kilau pasir basah di pagi hari.

Mata Ava berwarna hazel muda, seperti campuran cahaya pagi yang jatuh di atas daun zaitun basah, rambutnya berwarna ginger. Dari semua perubahan fisik Ava, di mata Michael wajah Ava masih sama. Imut dan menggemaskan.

Ava telah melupakan Michael. Tapi Michael tidak akan pernah melupakan Ava.

Michael, sang gengster berdarah dingin justru berharap gadis itu tidak pergi. Bahkan mungkin tinggal. Di dekatnya. Di bawah kuasanya lagi. Atau kali ini ... dalam pelukannya.

🌊☀️