Rinjani tidak pernah bisa memaafkan Merapi. Bukan lelaki itu, tapi gunung yang merenggut nyawa ayahnya.
Merapi juga tidak pernah mau mengingat Rinjani. Bukan gadis itu, tapi gunung yang nyaris merenggut nyawanya dan sukses membawa trauma.
Takdir mempertemukan mereka sebagai dua orang dewasa yang sedang bertarung dengan hidup, ambisi, dan luka. Di balik wajah dingin Gandhi Bara Merapi dan kerasnya sikap Rinjani Sasmaya Kailan, tersimpan masa lalu yang saling berkaitan. Mereka mencoba berjalan ke depan, tapi masa lalu tidak pernah benar-benar pergi.
Dan ketika Rinjani mulai membuka hatinya, Merapi alias Bara justru telah menggenggam tangan orang lain-Sindoro, perempuan yang hangat, lembut, dan membuat hidup Bara terasa lebih tenang.
Lalu, pada akhirnya, apakah luka lama akan menguatkan mereka... atau justru membuat mereka memilih jalan berbeda?
Kontak siapa yang biasanya orang-orang sematkan untuk panggilan cepat nomor satu mereka? Emergency service? Keluarga? Pasangan?
Yang jelas bukan sopir pribadi, kan?
==========
Andrea mengalami kejadian tak mengenakkan di Bali, sehingga harus menghentikan gaya hidup nomadennya dan kembali ke Jakarta.
Ketika salah seorang sahabat menyarankan untuk mencari sopir part time untuk memudahkan mobilisasi selama masa pemulihan, dia mudah saja mengiyakan.
Ehsan hidup bergelimang harta sebagai PNS sultan.
Ketika sohib laknatnya (read: Ismail) mengumumkan bahwa ada seorang teman yang membutuhkan sopir part time untuk mengantar jemput ke tempat kerja dan menyebut jika Ehsan adalah kandidat terbaik, karena tempat tinggal serta kantor mereka berdekatan, Ehsan hanya bisa mendengus sebal.
Memangnya dia kelihatan melarat apa???