⚠️ TRIGGER WARNING
Cerita ini mengandung topik yang sensitif seperti depresi, trauma masa kecil, pengabaian emosional, dan bunuh diri. Tidak disarankan untuk dibaca oleh pembaca yang sedang berada dalam kondisi mental rentan. Jika kamu merasa sedih, lelah, atau ingin menyerah, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Bicaralah pada seseorang. Minta bantuan. Kamu berharga.
Tak semua luka harus berdarah untuk terasa sakit. Tak semua tangis harus terdengar untuk jadi nyata. Kadang, orang yang paling banyak tertawa... menyimpan sunyi paling riuh dalam dadanya."
- untuk mereka yang tetap hidup, meski hatinya telah ratusan kali mati.
Asya, 22 tahun. Perempuan yang selalu terlihat kuat, selalu ada untuk orang lain, dan selalu menyimpan air matanya sendiri. Sejak kecil ia terbiasa menjadi yang paling bisa diandalkan tapi tidak pernah benar-benar didengarkan.
Pernah dibully, pernah diabaikan, pernah dikhianati, dan pernah terlalu mencintai tanpa dicintai balik. Tapi Asya tetap tersenyum, tetap memberi pelukan, tetap bilang "gapapa", bahkan saat hatinya sendiri retak.
Sebelumnya, ia pernah berteman dengan bayangan-menjalani pertarungan yang hanya ia dan dirinya sendiri yang tahu. Kini, setelah berhasil keluar dari kegelapan itu, ia harus menghadapi kenyataan yang tak kalah sunyi.
Ini adalah kisah tentang seseorang yang tenggelam dalam diam. Tentang luka yang tak pernah diceritakan, perhatian kecil yang berarti besar, dan cinta yang tak pernah benar-benar kembali.
Dan ketika semua orang mulai menyadari keberadaan Asya... ia sudah tak lagi ada.