Xaviera dan Fauhan.
Dua nama yang sudah tak asing disebut bersamaan sejak mereka duduk di bangku SMP. Selalu bersama dalam kepanitiaan, rapat OSIS, dan tugas-tugas sekolah. Semuanya terasa alami, sampai Xaviera sadar-perasaan itu tumbuh lebih dari sekadar "rekan kerja organisasi".
Tapi saat keberaniannya mulai tumbuh, semesta justru menjatuhkan kenyataan: Fauhan telah memilih orang lain.
Di tengah kesibukan mereka sebagai anggota OSIS SMA, Xaviera hanya bisa tersenyum sambil pura-pura tak apa. Tak banyak yang tahu soal perasaannya, kecuali Ratara, sepupunya yang juga sahabat terdekat, dan Aidan, teman sekelas sekaligus "wingman" diam-diam yang selalu mencoba membuatnya dan Fauhan punya waktu berdua.
Semua terasa lebih rumit saat lingkaran pertemanan semakin ramai. Raka, Fabian, Bryan, Bima, dan Fauhan-dengan segala candaan khas cowok. Di sisi lain, Xaviera tetap berdiri dengan Aqila, Devi, Deline, Vella, Ais, dan Zefanya, yang tak pernah tahu betapa hati Xaviera perlahan-lahan pecah dalam diam.
"Aku jatuh cinta, tapi dia sudah memilih rumah yang lain."
Di balik senyum Xaviera, ada cinta yang datang terlalu lambat. Dan saat ia akhirnya berani memetik rasa... Fauhan telah menanamnya lebih dulu-di hati yang bukan miliknya.
Apakah semua benar-benar sudah terlambat?
Atau... takdir masih menyisakan satu halaman yang belum dibuka?
Zevanya memang ingin memiliki kakak laki-laki karena dia anak tunggal satu-satunya, gambaran kakak laki-laki yang baik, perhatian dan tampan adalah impiannya.
Lalu, permintaan itu di kabulkan.
Tiga kakak laki-laki sekaligus yang amat berbeda kepribadian.
Kaizar yang datar dan tenang
River yang perhatian dan lembut
Sedangkan Jayden yang cerewet dan ceria.
Ini lebih seperti kedamaian hilang dalam hidupnya.