Empat pria muda, empat mahkota bisnis dunia.
Li Zaim Al-Muhajir, si dingin nan perfeksionis.
Han Yushof As-Salim, sang CEO penuh ketenangan dan iman.
Wu Idris Zhafran, flamboyan namun rapuh.
Chen Amar Baihaqi, logis tapi mudah tersulut cemburu.
Mereka bersahabat erat sejak muda, membangun kerajaan bisnis dari dasar hingga menjadi penguasa industri global.
Namun, segalanya berubah ketika mereka bertemu dua wanita muslimah bercadar dalam sebuah forum amal internasional di Dubai.
Ailin Zahra, wanita lembut yang menghidupkan kedamaian hanya lewat tatapan dan senyumnya yang tersembunyi.
Meiyun Khadija, sahabat setia Ailin, cerdas dan tak gentar melindungi prinsip-prinsip agama di tengah dunia yang penuh godaan.
Tanpa sadar, keempat CEO ini jatuh dalam pesona yang sama-Ailin.
Diam-diam mereka mencintainya, diam-diam mereka menyembunyikan rasa itu dari satu sama lain.
Namun cinta dalam diam itu justru menjadi api yang membakar ikatan persahabatan mereka.
Ketika Ailin harus memilih satu nama dari antara mereka, luka pun tak terhindarkan.
Persahabatan yang dibangun bertahun-tahun hancur dalam sekejap, berganti dengan amarah, kecemburuan, dan pengkhianatan.
Ailin, yang tak pernah meminta cinta mereka, justru harus memikul beban hati yang tak ia harapkan.
Ia memilih jalan yang berbeda-bukan dengan siapa yang paling mencintainya, tapi dengan siapa yang paling mencintai Allah bersamanya.
Cerita ini bukan hanya tentang cinta.
Ini tentang ketundukan pada takdir, tentang ujian bagi keimanan, dan tentang bagaimana hati manusia bisa jatuh hanya karena sepasang mata yang dijaga.
💬 Tagline:
"Empat pria jatuh cinta pada satu wanita bercadar. Tapi cinta yang tak dijaga hanya akan melukai."
"Bukan siapa yang mencintai lebih keras, tapi siapa yang lebih ikhlas."