"Walaupun ini tangga darurat, bukan berarti pegawai rendahan sepertimu berhak teriak-teriak di dalamnya. Karena seorang pegawai bukan lagi mahasiswa bodoh yang kerjanya hanya teriak-teriak." Tegur seorang pria secara tiba-tiba yang berpapasan dengan Vanesya di tangga darurat. Vanesya yang dapat teguran keras bagai di siram air es satu ember karena kata-kata pria barusan. Vanesya yang sedari tadi hanya menunduk menaiki tangga secara langsung mendongak. Matanya bersitatap dengan si empunya suara serak. Perfect tapi mulut preman, itulah yang terlintas di benak Vanesya. Vanesya tersinggung sangat tapi di tahannya. Karena dia tahu pria dengan jas lengkap tanpa kalung pengenal divisi pastilah orang penting di gedung ini. Vanesya hanya bisa membalas dengan berhenti dan menunduk.