Story cover for Drive Me Insane  by nycil_l
Drive Me Insane
  • WpView
    Reads 17
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 17
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 2
Complete, First published Aug 03
Mature
Sonya seharusnya sudah mati.
Tubuhnya hancur dihantam mobil, darahnya menggenang di jalan, sementara orang yang ia sebut sahabat hanya menatap tanpa rasa bersalah.
Ia mati di tangan orang yang paling ia percaya.

Namun entah bagaimana, ia membuka mata lagi ia tepat berada di tengah lapangan sekolah, dengan napas tersengal dan tatapan cemas dari teman-temannya.

Dunia seolah berputar kembali... dua tahun sebelum kematiannya.

Kini Sonya harus hidup dengan berpura-pura tidak tahu apa-apa, menahan amarah dan rasa takutnya sendiri.

Apalagi ketika pacarnya yang dulu tampak lembut kini menunjukkan sisi gelapnya obsesi, posesif, dan berbahaya.

Dan kali ini, Sonya tidak akan diam saja.
Jika takdir memberinya kesempatan kedua maka ia akan menyusun cara untuk membalikkan takdir.

▰
▱
▰
▱ 
▰
▱


⚠️Cerita ini murni hasil imajinasi sendiri, jika ada kesamaan baik itu nama, tokoh, tempat, kejadian, dll. Itu adalah murni kesamaan semata tidak ada unsur kesengajaan ⚠️
All Rights Reserved
Sign up to add Drive Me Insane to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
The Grand Duke Who Stole the Sun [On Going] by pecintasenjamu
19 parts Ongoing
"Benci aku, jika kau mau, tapi kau milikku sekarang." Bisiknya. Seraphina ingin berteriak, ingin menggores wajah dingin itu dengan kuku-kukunya. Tapi tubuhnya lemah, dan para prajurit telah mengikat kedua tangannya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap dengan kebencian yang membara. Lucien tersenyum melihat itu, senyum puas dari seorang penakluk. Ia tidak membunuh Seraphina, Ia sengaja membawanya hidup-hidup, menyeretnya melintasi jalanan yang penuh mayat rakyatnya sendiri, menempatkannya di pelana kudanya seolah ia hanya sebuah piala perang. Semua yang melihat tahu, Grand Duke Lucien D'Arcelis Vaelthorne tidak hanya menghancurkan sebuah kerajaan. Ia merenggut permata paling berharga dari tanah itu, menjadikannya bukti keangkuhannya. • Beberapa pekan kemudian, Seraphina dibawa ke ibu kota Kekaisaran. Istana besar menjulang, indah tapi mencekam. Setiap langkahnya terasa seperti rantai yang mengekang. Lucien menyeretnya ke hadapan Kaisar. Dengan kepala tertunduk, Seraphina mendengar suara-suara yang samar, para bangsawan membicarakan keindahannya, kebencian mereka terhadap keberaniannya, dan rasa iri karena Lucien membawanya sendiri. Kaisar menatapnya lama, kemudian tertawa kecil. "Putri dari negeri kecil yang keras kepala, cantik sekali." Lucien berlutut di hadapannya, bukan dengan kerendahan hati, melainkan sebagai bentuk permainan politik. "Aku mempersembahkan gadis ini sebagai bukti kemenangan, Yang Mulia." Kaisar tersenyum puas. Namun daripada membunuhnya seperti yang Seraphina harapkan, kaisar justru berkata: "Dia milikmu, Lucien." ucap sang kaisar dengan nada penuh penghinaan. " "Biarlah dia hidup sebagai saksi kekalahan negerinya. Itu akan lebih menyakitkan daripada kematian." Dan sejak hari itu, matahari kerajaan kecil yang telah padam berubah menjadi pelayan paling hina.
Terjebak Di Dunia Mereka by lysaluvedn
23 parts Complete
Hujan deras mengguyur kota malam itu. Alya berjalan pulang sendirian setelah lembur, langkahnya tergesa di jalanan sepi. Pikirannya penuh-utang, tekanan kerja, dan kesepian hidup yang tak pernah usai. "Kenapa hidupku selalu begini...?" bisiknya lirih. Tak sempat ia sadari, sebuah cahaya menyilaukan datang dari arah kanan. Klakson panjang, teriakan orang, lalu- BRUK! Tubuhnya terhempas ke aspal, darah hangat mengalir, pandangannya kabur. Nafasnya tersengal, hingga akhirnya... gelap. ... Saat membuka mata, Alya mendapati dirinya bukan di rumah sakit, melainkan di kamar luas dengan tirai merah marun, chandelier kristal bergoyang di langit-langit. Di depan cermin, ia tertegun. Rambut panjang bergelombang, wajah cantik dengan mata tajam berwarna zamrud menatap balik. Gaun mewah melekat di tubuhnya. "Siapa... ini?" suaranya bergetar. Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Seorang pria tinggi berambut hitam masuk dengan tatapan penuh kebencian. "Kau tidak kapok juga, Ardelia? Setelah semua kekacauan yang kau buat, sekarang kau pura-pura polos?" Alya membeku. Ardelia? Jadi... ia transmigrasi ke tubuh wanita bangsawan? Belum sempat ia bicara, pria itu mendekat, tangannya mencengkeram dagunya kasar. "Aku sudah memperingatkanmu. Sekali lagi kau berani menodai nama keluarga ini, aku sendiri yang akan menghabisimu." Tatapan matanya begitu tajam-namun ada getir yang aneh, seolah kebencian itu menutupi sesuatu yang lebih dalam. Alya menelan ludah. Saat itu juga ia sadar: Tubuh yang kini ia huni bukan sembarangan. Ardelia adalah wanita paling dibenci di kerajaan. Dan di balik kebencian itu... ada pria-pria berbahaya yang entah kenapa, tak akan pernah melepaskannya.
You may also like
Slide 1 of 10
The Grand Duke Who Stole the Sun [On Going] cover
Antagonis Figuran cover
The Ramses's cover
His favorite Scent cover
Polos? Lah Pemain Nih Boss! cover
Transmigrasi : a figure who wants to change the story. cover
Terjebak Di Dunia Mereka cover
DEATHBOUND  cover
IRISH [ON GOING] cover
Bound to Him cover

The Grand Duke Who Stole the Sun [On Going]

19 parts Ongoing

"Benci aku, jika kau mau, tapi kau milikku sekarang." Bisiknya. Seraphina ingin berteriak, ingin menggores wajah dingin itu dengan kuku-kukunya. Tapi tubuhnya lemah, dan para prajurit telah mengikat kedua tangannya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap dengan kebencian yang membara. Lucien tersenyum melihat itu, senyum puas dari seorang penakluk. Ia tidak membunuh Seraphina, Ia sengaja membawanya hidup-hidup, menyeretnya melintasi jalanan yang penuh mayat rakyatnya sendiri, menempatkannya di pelana kudanya seolah ia hanya sebuah piala perang. Semua yang melihat tahu, Grand Duke Lucien D'Arcelis Vaelthorne tidak hanya menghancurkan sebuah kerajaan. Ia merenggut permata paling berharga dari tanah itu, menjadikannya bukti keangkuhannya. • Beberapa pekan kemudian, Seraphina dibawa ke ibu kota Kekaisaran. Istana besar menjulang, indah tapi mencekam. Setiap langkahnya terasa seperti rantai yang mengekang. Lucien menyeretnya ke hadapan Kaisar. Dengan kepala tertunduk, Seraphina mendengar suara-suara yang samar, para bangsawan membicarakan keindahannya, kebencian mereka terhadap keberaniannya, dan rasa iri karena Lucien membawanya sendiri. Kaisar menatapnya lama, kemudian tertawa kecil. "Putri dari negeri kecil yang keras kepala, cantik sekali." Lucien berlutut di hadapannya, bukan dengan kerendahan hati, melainkan sebagai bentuk permainan politik. "Aku mempersembahkan gadis ini sebagai bukti kemenangan, Yang Mulia." Kaisar tersenyum puas. Namun daripada membunuhnya seperti yang Seraphina harapkan, kaisar justru berkata: "Dia milikmu, Lucien." ucap sang kaisar dengan nada penuh penghinaan. " "Biarlah dia hidup sebagai saksi kekalahan negerinya. Itu akan lebih menyakitkan daripada kematian." Dan sejak hari itu, matahari kerajaan kecil yang telah padam berubah menjadi pelayan paling hina.