"Tanpa Nama, Tanpa Suara"
> Di dunia yang ramai oleh suara-suara yang ingin didengar, dua orang asing saling menemukan - tanpa pernah menyebut nama, tanpa pernah meminta untuk didengar.
Neira Azzarine, 23 tahun, adalah seorang asisten peneliti psikologi dengan hidup yang tampak stabil - tapi diam-diam ia adalah penulis anonim di blog "Tanpa Suara", tempat ia menuangkan isi kepalanya yang tidak pernah bisa ia ucapkan. Baginya, menulis adalah satu-satunya cara untuk tetap waras dalam hidup yang terasa kosong dan sunyi.
Rei Ardian Prakoso, 26 tahun, adalah mantan jurnalis yang kehilangan karier, reputasi, dan kepercayaannya pada dunia. Sekarang, ia hidup tenang di sudut kota, menjalankan jasa servis barang elektronik, jauh dari hiruk pikuk yang dulu ia perjuangkan. Satu-satunya hal yang membuatnya tetap merasa hidup adalah blog tanpa nama yang ia temukan secara tak sengaja - blog yang seolah menulis isi pikirannya sendiri.
Tanpa tahu siapa mereka sebenarnya, Neira dan Rei mulai menjalin hubungan yang pelan-pelan tumbuh... dalam bentuk yang tidak biasa. Percakapan singkat di kios, tatapan diam, kopi yang disuguhkan tanpa alasan, dan tulisan-tulisan anonim yang menembus lapisan hati terdalam.
Tapi saat dunia mulai mengusik ketenangan itu - dan rahasia mereka terungkap sedikit demi sedikit - keduanya harus memilih: tetap diam dan aman, atau bersuara dan menghadapi kenyataan.
Nala, 24 tahun. Gadis manis asli Jawa yang hidup sendirian di rumah sederhana dekat tempatnya bekerja. Gadis yang ramah dan mudah bersosialisasi dengan teman kerjanya. Semua berjalan baik seperti biasa, sampai Dia menyadari, ada sosok yang mulai memperhatikannya dalam diam. Sosok yang tidak pernah Nala bayangkan, akan sedalam ini menaruh atensi padanya.
Begitupun dengan lelaki dewasa usia 32 tahun ini. Namanya Sada, orangnya diam, diam yang benar-benar pendiam. Gak suka nyinyir, tenang, kalem, gentle men dan berwibawa. Membuat orang yang melihatnya segan. Siapa yang tahu, lelaki se datar ini bakal jatuh hati pada cewek cheerfull dan friendly seperti Nala? Sampai sahabatnya, Brian tidak percaya fakta ini.
Seperti apa kisah Gen Z x Gen Millenial ini? Terlalu banyak perbedaan diantara mereka. Apakah Sada, om-om loyal tapi pendiam ini dapat mendobrak hati seorang Nala, si gadis manis penuh ekspresi?
Starting with Park Sungjin as Sadana Pradipta and Nala Lesthia