Setelah gelap yang kutelan dalam diam,
Aku kembali, bukan untuk bersembunyi
Melainkan berjalan,
Dengan cahaya yang dulu kucari di luar, kini kupantik dari dalam.
Telah kutemukan:
Ada nyala kecil di balik luka,
dan bila dijaga,
Ia bisa menerangi semesta rasa bukan hanya milikku saja.
Aku menulis, bukan lagi sekadar bertahan,
Tapi untuk menjadi pengingat:
Bahwa remuk bukan akhir,
dan cahaya tak selalu datang dari langit
Kadang, dari dada yang sabar menunggu pagi.
Maka inilah aku,
Dengan langkah yang masih pelan,
Dengan napas yang masih belajar utuh,
Namun yakin bahwa setiap kata bisa menjadi lentera,
Bagi siapa pun yang pernah tersesat di dirinya sendiri.
Selamat datang di SUNDALOKA
Cahaya yang tumbuh dari Swasirna.
Cahaya yang tak lagi hanya kupeluk,
Tulisan ini di tulis berdasarkan perasaan yang timbul di sela-sela rasa putus asa.
Buku ini tercipta dari rasa sakit, ketakutan, kegelisahan, dan segala harapan yang samar.