"Our Story"
Kedatangan seorang murid baru di awal semester itu seharusnya biasa saja.
Tapi ternyata... dia berbeda.
Sikapnya cuek, misterius, dan sulit ditebak.
Tatapannya tenang, tutur katanya singkat, dan seolah tidak ada yang bisa menembus dinding pribadinya.
Namun, tanpa disadari, dia punya cara sederhana untuk membuat orang merasa nyaman-dengannya, tak perlu banyak bicara, tapi kamu akan merasa aman.
Dan itu cukup untuk membuat tiga orang di sekitarnya perlahan mendekat.
Teman pertama - satu angkatan, beda kelas. Orang pertama yang mengajaknya bicara dan berusaha menjadikannya sahabat. Dia percaya, kalau dia cukup sabar, dinding es itu akan runtuh untuknya.
Teman sekelas - baru masuk seminggu setelah libur. Hanya butuh sekali melihat murid baru itu untuk memutuskan: dia harus jadi bagian dari hidupnya. Apapun caranya, dia harus dekat.
Adik kelas - penuh semangat, ceria, dan tanpa ragu memberi perhatian kecil-kecilan. Dia percaya, kalau membuatnya nyaman, mereka bisa jadi sahabat terdekat.
Sayangnya, murid baru itu tidak pernah melihat ada yang istimewa di antara mereka. Baginya, semua sama. Semua hanyalah... teman.
Namun, ketika keinginan untuk menjadi "yang terdekat" mulai berubah menjadi rasa takut kehilangan, persahabatan mereka tak lagi sesederhana dulu.
Inilah kisah tentang perhatian, kesalahpahaman, dan hati yang tanpa sadar saling berebut tempat.
Inilah "Our Story".
"Cepetan masuk bego! nanti ada yang liat." sentak Vinncent menarik tangan Ashleyya agar masuk kedalam mobil.
"Orang gila, kalo nganu tanggung jawab dong sama cewek lo!" bentak Ashleyya tapi tetap masuk kedalam mobil.
"Cepet susuin, susu lo kan gede." ujar Vincent dengan santai nya menunjuk payudaranya.
"Gue belum pernah hamil, bego."
"Ya biarin napa, tuh bayi cowo pasti demen, gue aja demen sama susu lo." ujar Vincent sembari meremas payudara Ashleyya.
PLAKKKK.
"VINCENT, ANJING!" teriak Leyya