Yun Si, putri Perdana Menteri, dibesarkan dalam pengasingan. Lembut dan sopan, dia pendiam dan sopan. Setelah mencapai usia 15 tahun, dia ditunangkan dengan sepupunya, seorang pria yang sederhana dan lembut, dan keponakan Kaisar saat ini. Mereka adalah pasangan yang sempurna, keduanya berbakat dan cantik.
Pada malam pertunangan mereka, Yun Si bermimpi seorang pria menekannya ke selimut brokat, matanya menyala-nyala dengan gairah, seolah-olah dia ingin melahapnya.
Tetapi pria itu bukan tunangannya, tetapi pamannya yang tiran!
Tiran Xie Yan menderita sakit kepala, emosinya semakin menjadi-jadi.
Sejak hari itu, dia memimpikan seorang gadis muda setiap malam, terlibat dalam percintaan yang penuh gairah dan penuh gairah dengannya...
Sakit kepala Xie Yan hanya bisa diringankan oleh mimpi-mimpi ini.
Dia mencari wanita cantik di dunia, tetapi tidak dapat menemukan wanita muda impiannya.
Baru pada hari pernikahan keponakannya, Xie Yan melihat wanita muda impiannya, mengenakan gaun pengantin merah menyala, hendak menikahi keponakannya.
Xie Yan menendang keponakannya ke samping, menyerbu ke kamar pengantin, dan merobek gaun pengantinnya, sambil berteriak dengan keras, "Kau sudah menjadi wanitaku, beraninya kau menikahi pria lain?
Kebersamaan kecil tumbuh menjadi kedekatan yang tak bisa mereka abaikan. Setiap tatapan terasa lebih berarti, setiap percakapan lebih dalam, setiap pertemuan lebih sulit untuk dilepaskan.
Hubungan itu naik level dengan cara yang tak pernah mereka rencanakan, diam-diam lalu tiba-tiba. Perasaan menguat, tarikannya kian intens, dan batas aman perlahan memudar. Mereka saling menarik bukan hanya karena hati... tetapi karena kebutuhan yang makin besar, makin dalam, dan makin sulit dihentikan.
Ini kisah tentang cinta yang tidak tetap di tempatnya. Cinta yang tumbuh, menguat, dan mengguncang sampai keduanya tak lagi bisa kembali seperti sebelum saling menemukan.
🌹🌹🌹