"Aku hanya ingin menjadi anak kecil lagi. Duduk di boncengan motor Ayah. Tidak tahu apa-apa tentang beban hidup, tentang tagihan listrik, tentang kantor yang toksik, atau tentang pertanyaan 'kapan nikah'."
Nayla, 27 tahun. Terlihat kuat, mandiri, dan bisa diandalkan. Tapi tak banyak yang tahu, sejak ayahnya meninggal saat ia masih SMA, Nayla telah memikul dunia di pundaknya. Ia bekerja siang malam demi ibunya dan tiga adik yang masih membutuhkan. Ia menelan lelah tanpa keluhan, menghadapi fitnah di kantor, dan menyembunyikan luka dari semua orang.
Setiap hari, ia menjalani hidup seperti mesin, hingga suatu malam... ia ingin menyerah.
Di tengah gelap dan sepi kota, Nayla hanya ingin satu hal: kembali ke masa kecil.
Kisah ini bukan hanya tentang lelah dan air mata, tapi tentang kerinduan, keberanian untuk bertahan, dan harapan yang perlahan tumbuh kembali. Tentang perempuan yang nyaris hancur, namun akhirnya belajar memeluk dirinya sendiri.
> Karena kadang yang kita butuhkan bukan solusi... tapi pelukan yang pernah ada di masa kecil.
---
Layaknya sebuah simfoni yang rumit namun selaras, jiwa Bhadrika dan Tavisha mengalun indah melalui untaian kisah yang manis.
Tayangan acak di Youtube menjadi langkah awal Tavisha mengenal sosok Bhadrika. Rasa kagum, hati yang berbedar, dan senyum yang mengembang muncul begitu saja hanya karena membaca namanya, mendengar suaranya, dan melihatnya lewat gambar. Sejalan dengan itu, harapan pun tumbuh seiring dengan do'a yang dipanjatkan. Meskipun logikanya seringkali menentang. Karena sosok Bhadrika bukanlah sosok yang biasa.
Bhadrika adalah seorang laki-laki yang memiliki latar belakang keluarga, pendidikan, karir, dan relasi yang luar biasa hebat. Masyarakat bahkan menyematkan panggilan: mas-mas Jawa premium untuk sosoknya.
Gelar dan amanah yang di emban Bhadrika sejak usianya genap 24 tahun itu membuatnya perlahan mulai kehilangan sosok dirinya sebelum naik tahta. Pertemuannya dengan Tavisha di ruang kerjanya siang hari itu, obrolan singkat mereka, gestur tubuh perempuan itu, tanpa sadar menarik Bhadrika untuk jatuh ke dalam pesona perempuan itu yang mampu membuatnya meraih rasa rileks dengan mudah. Namun Bhadrika tahu, Tavisha juga tahu, jika semuanya tidak akan semudah itu.