★★★
Cinta? Itu bukan bagian dari rencana mereka.
Bagi Anasera dan Kanaka, cinta hanyalah konsekuensi dari terlalu banyak pura-puraan dan risiko yang muncul saat hati mulai lelah menjaga jarak.
Saat teman-teman seusia mereka sibuk merancang mimpi, memilih kampus, dan menulis masa depan,
mereka justru terjebak dalam jalan hidup yang sudah dipetakan.
pertunangan yang diatur, warisan yang dibebankan, dan kerja sama perusahaan yang harus dijaga.
Tersenyum saat disorot media luar, saling menatap saat dibutuhkan.
Hingga perlahan, batas antara sandiwara dan nyata mulai kabur.
Dan mereka mulai mempertanyakan, siapa yang sebenarnya sedang memainkan siapa?
Karena di dunia mereka, mencintai bisa berarti kalah.
Dan kalah... berarti hancur.
★★★
𝕯𝖔𝖓'𝖙 𝖈𝖔𝖕𝖞 𝖒𝖞 𝖘𝖙𝖔𝖗𝖞', 𝕭𝖎𝖙𝖈𝖍!