"Tiga Doa, Tiga Negeri" bukan sekadar novel-ini adalah perjalanan lintas benua, lintas keyakinan, dan lintas hati. Berawal dari penemuan naskah kuno abad ke-14 yang dipercaya memuat doa universal dari Nusantara, Mesir, dan Jepang, Nayala-seorang peneliti muda-terjebak dalam petualangan spiritual yang jauh lebih dalam dari sekadar riset.
Ia tak sendiri. Bersamanya ada Syeikh Ghassan el-Murad, eks komedian kampus yang kini jadi kepala arsip dan hobi menyelipkan humor garing dalam diskusi eksistensial. Juga hadir Kazuo Yurei, filsuf muda Jepang berjiwa haiku: tenang, rumit, dan mengganggu secara elegan. Tiga jiwa dari tiga dunia berbeda, disatukan oleh satu naskah yang tak bisa hanya dibaca-harus dijalani.
Dari piramida Giza, kuil sunyi di Kyoto, hingga desa kaki Gunung Merapi, mereka mengejar jejak para pujangga dan penyair spiritual yang hilang. Tapi semakin jauh mereka melangkah, semakin dalam pertanyaan menyeruak:
Apa arti iman saat bahasanya hilang?
Bisakah doa hidup lintas agama dan zaman?
Dan... siapa sebenarnya yang menulis doa itu?
Dalam absurditas yang lucu dan keheningan yang menyentuh, mereka menemukan bukan hanya sejarah dan misteri, tapi juga cermin bagi luka masing-masing. Perbedaan yang tadinya memisahkan, justru menjadi jembatan menuju sesuatu yang langka: persahabatan tulus, cinta tanpa nama, dan pengakuan atas retakan batin yang tak bisa diperbaiki-tapi bisa dimengerti.
"Tiga Doa, Tiga Negeri" adalah kisah tentang keberanian untuk mencari makna di tengah kekacauan budaya dan keyakinan. Novel ini akan membuatmu tertawa, merenung, dan mungkin... berdoa dengan cara yang tak pernah kau bayangkan.
Volume ke-2
🔞🔞🔞 Yang Di Bawah Umur Tolong Mundur!!!
Bintang film Tang Tang menjadi sasaran empuk dalam novel tentang seorang bajingan.
Buku itu berakhir dengan ia diinjak-injak oleh protagonis munafik yang dicintainya untuk meraih kekuasaan, yang pada akhirnya menyebabkan kejatuhannya. Namun kemudian, plotnya terurai...
Setelah menjelajahi waktu, Bintang Film Tang memulai hidup yang bahagia, berpura-pura menolak tetapi diam-diam menginginkan lebih.