Dunia ini mulai beralih dari kepercayaan kuno ke filsafat alam, namun ada kekuatan yang tak bisa dijelaskan oleh keduanya. Mereka menyebutnya Batu Iblis. Tiga belas artefak terkutuk yang membengkokkan realitas, memberikan kekuatan dewa bagi mereka yang menyentuhnya sekaligus kegilaan yang tak terkira.
Banyak pihak memburunya untuk dihancurkan atau dimanfaatkan, tapi tidak ada yang lebih gigih dari Ordo Lucifero milik Gereja yang menyimpan bayang-bayang tergelap.Dan di ujung tombak perburuan mereka, adalah BloodHound terbaiknya.
Seorang Pemburu yang telah menyempurnakan energi kehidupan, Lygra adalah senjata hidup yang dibentuk oleh tragedi. Dengan Arus Vital yang mengalir dalam dirinya, ia mempertajam persepsi dan deduksinya untuk melacak "Anomali" , jejak realitas yang robek, yang menuntunnya pada artefak yang bersumpah akan ia musnahkan.
Namun, dalam perburuan batu iblis legendaris yang mampu merusak pikiran, takdir memaksanya melakukan dosa terbesar. Untuk bertahan hidup, ia menyatu dengan buruannya sendiri.
Kini, Lygra sang anjing pemburu dipaksa menjadi serigala. Diburu oleh Gereja dan Ordo yang pernah ia layani, ia memikul kekuatan yang paling ia benci. Saat ia mulai menggunakan kemampuan terkutuk ini untuk membaca gema ingatan dari masa lalu, ia menemukan sebuah kebenaran yang lebih mengerikan dari iblis manapun.
Sebuah kebenaran yang membisikkan bahwa misi sucinya... mungkin dibangun di atas sebuah kebohongan. Dan tragedi yang membentuknya... bukanlah sebuah kecelakaan.
Tiba-tiba masuk kedalam kisah novel yang baru saja selesai ia baca, bukanlah hal yang Karan inginkan.
Jelas ia panik dan ketakutan luar biasa pada awalnya, kelimpungan mencari jalan yang kiranya dapat membawanya pulang, hingga tanpa sadar telah mengubah alur cerita novel tersebut.
Alur, tokoh utama, sampai genre novel itu berubah hingga seratus delapan puluh derajat karena kecerobohan Karan.
Yang terjadi pada akhirnya, tanpa sengaja ia telah membuat King Leofric, sang tokoh utama jatuh cinta padanya.
Karan kelimpungan, luar biasa bingung menghadapi kenyataan itu saat ia sendiri juga mulai merasakan debaran tak biasa untuk Leofric.
Perasaan itu lantas menempatkan Karan pada dua pilihan sulit. Akankah ia tetap berusaha mencari jalan kembali ke dunia nyata, atau tetap bertahan demi Leofric?