
Dalam bahasa Jawa, rinasmara berarti cinta yang tumbuh perlahan—tak datang seperti badai, melainkan bersemi seperti tunas yang muncul di sela tanah. Sera tak pernah menyangka, kunjungan singkat ke rumah tantenya, pemilik sebuah sanggar tari, akan menjadi awal dari sesuatu yang mengubah hidupnya. Di antara irama musik Jawa dan gerak yang sarat makna, ia bertemu seorang pria yang begitu dekat dengan akar budayanya. Bersamanya, Sera belajar bahwa cinta bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang memahami, menjaga, dan menumbuhkan. Namun, seperti tarian yang selalu memiliki awal dan akhir, perjalanan hati tak selalu mulus. Akankah benih itu mampu tumbuh menjadi kisah yang abadi?All Rights Reserved
1 part