"Benci aku, jika kau mau, tapi kau milikku sekarang." Bisiknya.
Seraphina ingin berteriak, ingin menggores wajah dingin itu dengan kuku-kukunya. Tapi tubuhnya lemah, dan para prajurit telah mengikat kedua tangannya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap dengan kebencian yang membara.
Lucien tersenyum melihat itu, senyum puas dari seorang penakluk.
Ia tidak membunuh Seraphina, Ia sengaja membawanya hidup-hidup, menyeretnya melintasi jalanan yang penuh mayat rakyatnya sendiri, menempatkannya di pelana kudanya seolah ia hanya sebuah piala perang.
Semua yang melihat tahu, Grand Duke Lucien D'Arcelis Vaelthorne tidak hanya menghancurkan sebuah kerajaan. Ia merenggut permata paling berharga dari tanah itu, menjadikannya bukti keangkuhannya.
β’
Beberapa pekan kemudian, Seraphina dibawa ke ibu kota Kekaisaran. Istana besar menjulang, indah tapi mencekam. Setiap langkahnya terasa seperti rantai yang mengekang.
Lucien menyeretnya ke hadapan Kaisar. Dengan kepala tertunduk, Seraphina mendengar suara-suara yang samar, para bangsawan membicarakan keindahannya, kebencian mereka terhadap keberaniannya, dan rasa iri karena Lucien membawanya sendiri.
Kaisar menatapnya lama, kemudian tertawa kecil.
"Putri dari negeri kecil yang keras kepala, cantik sekali."
Lucien berlutut di hadapannya, bukan dengan kerendahan hati, melainkan sebagai bentuk permainan politik.
"Aku mempersembahkan gadis ini sebagai bukti kemenangan, Yang Mulia."
Kaisar tersenyum puas. Namun daripada membunuhnya seperti yang Seraphina harapkan, kaisar justru berkata:
"Dia milikmu, Lucien." ucap sang kaisar dengan nada penuh penghinaan. "
"Biarlah dia hidup sebagai saksi kekalahan negerinya. Itu akan lebih menyakitkan daripada kematian."
Dan sejak hari itu, matahari kerajaan kecil yang telah padam berubah menjadi pelayan paling hina.
Bagaimana jadinya jika seorang pengangguran semenjak lulus kuliah tiba-tiba masuk ke dunia novel yang sudah 3 tahun lalu tak sengaja ia tulis, sialnya novel itu belum selesai ia tulis karena tiba-tiba ide ceritanya hilang entah kemana?
Kesialan belum cukup sampai di situ ia sama sekali tidak mengingat apapun tentang novel itu baik alur ceritanya bahkan tokoh dalam cerita tersebut.
Jasmine yang sudah terbiasa tidak bekerja dan hanya hidup di rumah hampir satu tahun lamanya, harus ber transmigrasi ke tubuh seorang putri bungsu Grand Duke yang disembunyikan dari masyarakat, yang hidup penuh dengan aturan karena Lady Lilyana Catrina Traney hanya menjadi bayang-bayang sang kakak, dimana sang kakak adalah gadis paling diincar oleh seluruh bangsawan di kerajaan dan menjadi calon putri mahkota.
Namun saat Jasmine menikmati hidupnya sebagai Lilyana sang kakak terbunuh, sehingga ia harus menggantikan sang kakak.
Yang mau tidak mau harus mengabdikan hidupnya untuk kekaisaran.
***
"Apa anda ingin saya mati seperti kakak saya jika saya menerima tawaran anda yang mulia putra mahkota?" Tanya Anna sambil menatap Alasdair jijik.
Alasdair tak menjawab apa yang dikatakan Lilyana ia hanya menatap jauh ke arah danau untuk menutupi rasa sakit di hatinya.
"Apakah kau tidak ingin mengetahui siapa yang membunuh kakakmu? Tanya Alasdair karena hanya ini cara untuk mengetahui siapa yang telah membunuh orang yang paling ia cintai.