
Alice Leontine selalu hidup dengan ambisi baja dan empati yang tak berarti. Ia adalah singa betina cantik yang dihormati, ditakuti. Alice rela menjatuhkan siapapun yang menghalangi kepentingannya, tak ragu pula mengambil sesuatu milik orang lain yang skan menguntungkannya. Dari segala hal yang ada di dunia ini, ia hanya peduli pada dirinya, dan dua piaraan eksotisnya. Saat seorang gadis bernama Coney dipermalukan, dipukul, diludahi, dan dipatahkan harga dirinya, Alice hanya berdiri. Ia menonton, dingin, bahkan diam dalam kemenangan kecilnya sendiri. Ia tidak peduli-dan itulah dosa terbesar yang kini menuntut balasan. Kutukan Coney datang seperti bisikan yang menusuk: "Kau akan kehilangan segalanya, merasakan derita yang tak ada ujungnya. Diburu oleh rasa sakit, ketakutan, dan penderitaan." Ketika Alice terbangun, dunianya sudah retak. Bukan kamar luas dengan dua terrarium piaraannya, bukan rumah besar yang memiliki taman luas dan kolam renang, bukan dunia yang ia kenal-melainkan sebuah kota kecil yang tampak indah, tapi berlumur cerita mengerikan. Kota musim panas yang warganya terbiasa dengan raibnya orang-orang, dengan pintu rumah yang dirusak hingga jebol, dengan tubuh yang ditemukan dengan keadaan mengerikan-daging remuk dengan rahang patah dan tulang terpelintir. Dan di sanalah Alice sadar. Ia bukan pengunjung, bukan penonton, bukan ratu kecil yang biasa ia mainkan. Di kota ini, ia hanyalah daging yang menunggu terkoyak. Buruan. Pelarian. Mangsa yang ditakdirkan untuk dikejar oleh sesuatu yang tak akan berhenti sebelum ia lenyap.All Rights Reserved
1 part