6 parts Ongoing Kadang, rumah tak ditemukan lewat alamat, tapi lewat luka yang sama-sama dipikul.
Ayana dan Azeera adalah dua orang asing yang dipertemukan bukan karena pilihan, melainkan karena sesuatu yang jauh lebih sunyi: pelarian dari rumah yang tak pernah benar-benar menjadi rumah. Di sebuah asrama kecil, mereka duduk di ranjang yang berbeda, tapi memikul keheningan yang serupa. Ayana menyembunyikan luka lewat buku-buku psikologi yang tak pernah habis dibaca. Azeera menyimpan sesaknya di balik tawa ringan dan tugas kampus yang tak pernah selesai tepat waktu.
Awalnya, mereka hanyalah dua perempuan yang saling berbagi ruang. Namun perlahan, luka mereka mulai bicara dalam cara yang hanya bisa dimengerti oleh jiwa yang juga pernah hancur. Mereka mulai saling mendekap dalam sepi, menambal satu sama lain dengan kata-kata, surat tanpa nama, dan pelukan di tengah listrik padam.
Tapi semakin dalam mereka saling mengenal, semakin kabur batas antara kebetulan dan takdir. Di tengah napas yang semakin pendek dan detak yang tak menentu, sebuah rahasia perlahan muncul-bukan untuk mengejutkan, tapi untuk menyempurnakan kehilangan yang selama ini tak pernah bisa dijelaskan.
Ini bukan cerita tentang siapa yang pergi atau siapa yang tinggal. Ini adalah kisah tentang bagaimana dua hati belajar menjadi rumah bagi satu sama lain, meski waktu tak selalu mengizinkan keduanya pulang bersamaan.