Senja menutup langit dengan warna jingga redup. Di balik jendela kelas yang sepi, seorang gadis berdiri diam, memandang langit yang seolah merenggut segala harapannya. Gelak tawa teman-temannya dari halaman sekolah terdengar jauh, namun baginya hanya terdengar kosong. Senyumnya hampa, hatinya retak.
Air mata jatuh tanpa diminta. Nama itu-Todoroki Shoto-terucap lirih di sela dalam isakan, membawa kembali ingatan yang menusuk: tubuh kekasihnya yang berlumuran darah, janji yang tak sempat dilakukan, dan perpisahan yang dipaksakan oleh takdir.
Malamnya [Name] dipenuhi mimpi aneh. Suara dentang jam, origami bangau merah, dan sosok misterius yang menawarinya sebuah kesempatan.
"Apa kau ingin mengulang waktu?"
Kesempatan untuk memperbaiki. Kesempatan untuk menyelamatkan. Kesempatan untuk menolak akhir yang sudah digariskan.
Namun, setiap tarikan waktu memiliki harga. Semakin ia mencoba, semakin banyak yang diambil dari dirinya-kenangan, rasa, bahkan ingatan kecil dari hidupnya.
Dan kini, di hadapan panggung takdir yang kejam, ia harus memilih: menerima kehilangan... atau terus melawan meski harus mengorbankan dirinya sendiri.