26 parts Complete Di sebuah rumah pohon bernama Taman Langit-tempat awan berjalan pelan dan waktu seolah tak terburu-buru-lima anak laki-laki tumbuh seperti simpul dalam satu tali. Yujin (10), Seungmin (9), Baekhyun (8), serta Taeyong dan Kyungsoo (7), adalah entitas berbeda yang disatukan oleh kebersamaan yang lahir bukan dari kewajiban, tapi dari keterikatan batin yang terbentuk secara alami.
Yujin selalu menjadi pusat gravitasi. Ia berpikir jauh ke depan, jarang bicara tapi ketika bicara, nadanya tegas. Seungmin lebih fleksibel, ringan dan penuh ide, seperti angin yang kadang tak terduga tapi menyegarkan. Baekhyun pendiam, tapi pikirannya penuh arsitektur kecil: pertanyaan, kemungkinan, dan logika. Taeyong dan Kyungsoo, meski seumur, punya spektrum emosi yang berlawanan. Kyungsoo penuh energi, impulsif, dan suka menggiring suasana. Taeyong lebih stabil, memperhatikan pola, dan sering jadi jembatan saat konflik muncul.
Hari-hari mereka bukan hanya tentang permainan, tapi juga proses simulasi kehidupan. Mereka memecahkan konflik seperti memecah puzzle-dengan kesabaran, amarah sesaat, lalu pemahaman. Mereka belajar bahwa kehilangan bukan sekadar kepergian fisik, tapi ruang kosong yang muncul di dalam kepala-seperti saat Taeyong kehilangan neneknya.
"Kita nggak akan lihat nenekmu lagi di beranda itu?" tanya Kyungsoo suatu sore. Taeyong mengangguk, menatap jauh. "Tapi suaranya masih kayak nempel di angin."
Baekhyun menyimpulkan, "Berarti orang nggak selalu hilang, ya. Kadang cuma pindah tempat tinggal-ke memori."
Ketika Yujin harus pindah kota, dunia kecil mereka retak sedikit. Tapi bukan hancur-hanya berubah bentuk. Taeyong diam-diam membuat peta, "biar Mas tahu jalan pulang," katanya. Sementara Kyungsoo menulis catatan harian, merekam hari-hari terakhir mereka bersama.
Mereka belum pandai bicara soal masa depan. Mimpi-mimpi mereka masih bersembunyi dalam imajinasi, belum punya bahasa. Tapi dunia mereka jelas: sederhana, terukur, dan aman.