Aruna tidak pernah membayangkan dirinya akan menapaki gerbang Institut Vokasi Maritim Nasional. Bukan kampus impian, melainkan pilihan kedua yang bahkan jarang terdengar orang. Namun, di sanalah ia harus memulai hidup barunya, di jurusan Teknik Keselamatan Industri.
Kebanggaan awal itu segera terkikis saat ia mengenal sisi gelap kehidupan kampus. Di balik kata-kata indah "pembentukan karakter" tersimpan bentakan, aturan tak tertulis, dan kaderisasi yang keras. Setiap lorong kampus menjadi saksi bisu tekanan mental yang dialami Aruna dan teman-temannya. Suara-suara hati mereka hilang, tertelan oleh tradisi senioritas yang mengekang.
Di antara rasa takut, kelelahan, dan perjalanan ke ruang psikolog untuk bertahan, Aruna mulai menyadari bahwa diam berarti membiarkan kekerasan berulang. Ia pun perlahan mengumpulkan keberanian untuk bersuara.
Teriakan yang Hilang di Lorong Kampus bukan hanya kisah tentang luka dan trauma, tetapi juga perjalanan menemukan keberanian di tengah lingkungan toxic. Sebuah cerita tentang bagaimana satu suara kecil bisa mengguncang lorong panjang yang penuh sunyi-dan akhirnya, didengar.
Di balik megahnya nama sebuah almamater, ada lorong-lorong sunyi yang menyimpan cerita kelam.
Aruna, seorang mahasiswi baru di Institut Vokasi Maritim Nasional, awalnya hanya ingin belajar dan membanggakan keluarganya. Namun, yang ia temukan justru bentakan, tekanan, dan tradisi senioritas yang mencekik.
Setiap langkah di lorong kampus terasa seperti ujian, setiap tatapan senior adalah ancaman. Suaranya tenggelam, teriakannya menghilang, dan harapannya hampir padam.
Hingga pada satu titik, Aruna sadar: diam hanya akan membuat luka itu diwariskan.
Maka ia memilih untuk bersuara-meski suaranya sempat hilang, kini ia harus memastikan ada yang mendengar.
Awalnya, dia berniat bund1r dengan cara meloncat dari jembatan. Namun setelah direnungkan, dia tidak ingin melakukannya. Dan ternyata, dia terjatuh karena kekonyolan diri sendiri. Lebih konyol lagi saat dia menyadari jika dia membuka mata, dia sudah mengulang waktu di dua tahun sebelum kematiannya.