Tatung: story of a medium

Peristiwa kesurupan yang dialami Liana saat berusia 10 tahun merubah hidupnya. Keluarganya bilang, ia adalah orang terpilih. Sejak itu, ia disiapkan untuk menjadi tatung perempuan yang biasanya berperan penting pada festival Cap Go Meh.

Liana menolak, ia tidak ingin tubuhnya dijadikan tontonan. Apalagi ia sendiri adalah orang yang penakut. Liana akhirnya melarikan diri ke Jakarta. Hidup menjadi mahasiswa sederhana dan juga bekerja sambilan.

Tapi arwah leluhur tetap saja mengikuti. Ketika Cap Go Meh tiba, kamarnya tiba-tiba dipenuhi aroma dupa padahal ia tidak menyalakan apa-apa. Ia terbangun dini hari dengan tubuh bergetar, keringat dingin membasahi punggung. Suara-suara itu makin jelas:

"Kau bisa lari, tapi kami ada di dalam darahmu."