16 parts Ongoing Bagi Amara, penelitian selalu tentang angka, tabel, dan teori.
Sejak menyelesaikan S2 dan diterima sebagai dosen muda, hidupnya dipenuhi target publikasi dan seminar ilmiah. Ia percaya, dengan bekerja keras di dunia akademis, ia bisa memberi kontribusi nyata bagi lingkungan.
Namun, semua keyakinannya mulai goyah ketika ia harus turun langsung ke sebuah desa terpencil di Kalimantan.
Tugasnya sederhana, menyusun laporan penelitian tentang dampak perkebunan sawit. Tapi apa yang terlihat di lapangan jauh dari sekadar data. Ada wajah-wajah para pekerja yang bergantung pada kebun itu, anak-anak yang tumbuh di sekitarnya, dan... seorang lelaki yang tak seharusnya mengguncang hidupnya.
Namanya Wira Pradana.
Seorang pemilik kebun sawit yang lebih banyak menghabiskan waktunya di bawah terik matahari daripada di balik meja. Usianya lebih matang, tatapannya teduh, sikapnya tegas, dan tangannya penuh bekas kerja keras. Amara tahu, mereka berasal dari dua dunia yang berbeda yaitu dunia logika dan dunia tanah merah.
Semestinya mereka berseberangan:
Amara menuliskan kebenaran, sementara Wira mempertahankan penghidupan.
Tapi hati tidak pernah tunduk pada teori.
Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, Amara bertanya pada dirinya sendiri-
apakah benar cinta hanya gangguan yang bisa diabaikan, atau justru satu-satunya hal yang membuat semua kerja kerasnya berarti?