Nayaa Maheswari tidak pernah menyangka bahwa pindah sekolah akan mengubah banyak hal dalam hidupnya.
Gadis ceria itu datang dengan senyum yang selalu merekah, mudah akrab dengan siapa pun, dan cepat menjadi pusat perhatian di kelas.
Tapi ada satu nama yang membuatnya penasaran Arga Pradipta.
Siswa paling pintar, paling dingin, sekaligus paling sulit didekati.
Tatapannya tajam, sikapnya datar, dan seolah punya dinding tebal yang tak bisa ditembus siapa pun.
Semakin hari, langkah Nayaa justru semakin sering berpapasan dengan Arga.
Kadang di kelas, kadang di perpustakaan, atau bahkan tanpa sengaja di sudut-sudut sekolah.
Dari rasa penasaran, perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam.
Namun, tak semua cerita berjalan mulus.
Ada masa lalu Arga yang rumit, keluarga yang tak seindah kelihatannya, dan orang-orang yang tidak suka melihat kedekatan mereka.
Sementara itu, Nayaa sendiri harus memilih tetap bertahan dengan hatinya, atau menyerah pada luka yang mungkin akan datang.
Karena pada akhirnya, ada hal yang Arga sendiri tidak bisa pungkiri.
Bahwa di balik dinginnya sikap, ia menyimpan satu ruang khusus
yang hanya bisa diisi oleh Nayaa.
Ketika mata menemukan hati yang tepat.
Ketika cinta menemukan hati yang bijak.
Ketika hati melihat sebuah pengorbanan.
Ketika cinta melihat sebuah ketulusan.
Ketika sebuah EGO datang.
Menghancurkan sebuah hati yang tulus.
Perpisahan tak bisa di hindarkan.
Ego menguasai dirimu,mengusai hati dan pikiranmu.
Dan saat aku menitikan air mata masih menunggumu dengan setia di sini.
Kau kembali mengulurkan tangan,merangkul ku lagi dan tersenyum.
Maka sebuah ego akan terkalahkan.