Konon, setiap hati terhubung oleh benang merah tak kasatmata. Ia tidak peduli siapa yang digenggamnya,karena cinta tak pernah mengenal batas, tak pernah tunduk pada aturan yang diciptakan manusia. Di ujung benang merah, selalu ada takdir yang menunggu, meski jalannya penuh duri dan rahasia.
Kisah ini mengisahkan dua perempuan yang dipertemukan oleh waktu, namun dipisahkan oleh keadaan. Mereka merasakan cinta yang tumbuh perlahan, sembunyi-sembunyi, dengan segala ketakutan sekaligus keberanian yang menyertainya. Ada luka yang dalam, ada keraguan yang tak pernah hilang, namun ada pula perasaan yang begitu kuat hingga tak bisa dipadamkan.
Di sini, setiap cerita bukan hanya sekadar romansa, melainkan juga perjalanan emosi: tentang kehilangan, luka yang tak terucap, pengorbanan yang menyakitkan, dan harapan yang tetap hidup meski dunia terasa menolak. Tulisan ini bukan sekadar untuk menceritakan kisah, tetapi untuk menyentuh hati, untuk mengingatkan bahwa cinta, dalam bentuk apa pun, tetaplah suci dan layak diperjuangkan.
'Di Ujung Benang Merah: Sebuah Takdir' adalah cerita tentang cinta yang sederhana namun penuh perjuangan. Cinta yang harus memilih antara mengikuti suara hati atau menyerah pada tekanan dunia. Pada akhirnya, benang merah akan menuntun mereka menuju takdirnya-entah berakhir dalam pelukan, atau hanya tersisa sebagai kenangan.
FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🥰
Di bawah langit malam yang sepi, seorang balita kecil menatap bulan dengan mata basah. Wajah putihnya tertutupi debu jalanan, mata jernihnya menatap cahaya rembulan.
.
"Aila nda minta di lahilkan..." bisiknya lirih.
.
"Aila ingin punya olang tua... tenapa hanya Aila yang nda punya olang tua..."
______
Hanya suara hati yang terdengar, tenggelam di antara dinginnya malam dan bintang yang bertaburan.
.
Ketika sebuah bintang jatuh melintasi langit, Aila menutup mata kecilnya rapat-rapat.
.
Mungkinkah harapannya terkabul-mendapatkan sebuah pelukan hangat dan sepasang orang tua yang bisa menyebut namanya?
.
Atau justru takdir kembali menguji balita kecil itu dengan kesepian yang lebih dalam?