"k-kak, aku tau salah ku besar banget, b-bahkan minta maaf pun ngga cukup. T-tapi kenapa aku n-ngga di kasih k-kesempatan sedikit pun untuk men-njadi yang lebih baik? a-aku bikin m-mereka kecewa ya? a-aku n-ngga kuat kak" ucap gadis itu di iringi tangis nya yang mengalir tanpa henti.
kakak laki laki yang berada di hadapan nya itu sontak memeluk gadis itu erat erat, berharap adiknya tak berfikir lebih jauh terhadap masalah yang telah berlalu.
"ngga dek, kakak disini terus sama kamu, walaupun ayah sama kakak pertama kamu ngga peduli sama kamu, tapi kan masih ada kakak yang terus ada di samping kamu, udah ya? jangan mikir aneh aneh, disini terus sama kakak ya?" jawab laki laki itu sambil mengusap kepala adik nya.
"kak, k-kenapa mama yang pergi d-dulu ya? padah-hal kan aku j-juga satu mobil sama mama, k-kenapa ngga aku aja yang p-pergi dulu kak? k-kasian ayah sama kalian, ngga punya sosok istri s-sekaligus ibu lagi gara gara orang ngga berguna kaya a-aku, maaf k-kak ... m-maaf." ujar nya di iringi tangis yang semakin deras.
laki laki itu tak kuasa menahan tangis nya, air mata nya keluar begitu saja tanpa peringatan, perasaan nya sakit ketika mendengar perasaan adik nya itu, tidak bisa membayangkan jika anak se cantik itu mengalami luka yang sangat dalam dan menyakitkan.
"k-katanya semua orang berhak d-dapat kesempatan kedua, k-kenapa aku n-ngga ya kak?" tanya nya sambil menatap mata kakak nya.
kakak nya tidak bisa menjawab pertanyaan nya, hanya tangis yang terus keluar dari mata nya, tak ada kata yang bisa ia ucapkan lagi, mulutnya seperti membisu, mata nya sembab, hidung nya memerah, rasa sakit itu mampu membuat laki laki itu turut merasakan rasa sakit nya.