Ocean: lautan (female)
Air: udara (female)
Ocean dan Air
Dua jiwa muda terikat oleh darah, namun berjalan berdampingan layaknya sahabat. Mereka tinggal berdua di rumah sang nenek - rumah tua yang kini hanya menyimpan gema langkah masa silam dan aroma kenangan yang enggan pergi.
Ocean, gadis berwajah teduh namun berhati sukar ditebak. Dalam diamnya, tersimpan gelombang kecil yang mudah bergejolak. Ia jarang tertawa, namun sekali ia tersenyum, seakan seluruh ruangan beralih tenang. Sering kali ia melontarkan keluhan kecil kepada Air - bukan karena benci, melainkan karena itulah caranya mencintai tanpa berkata.
Sementara Air, gadis riang yang malas makan dan gemar mengusik, seolah hidupnya diciptakan untuk menantang kesabaran Ocean. Ia menertawakan hal-hal sepele, menggoda tanpa maksud jahat, dan dengan caranya sendiri, menghidupkan hari-hari yang mungkin akan terasa sunyi tanpa kehadirannya.
Meski begitu berbeda, ada benang halus yang menautkan keduanya: kecintaan pada lukisan dan buku. Dari situlah percakapan panjang lahir - diselingi tawa ringan, kadang berubah menjadi pertengkaran kecil yang tak pernah benar-benar berarti.
Bukan kisah tentang pahlawan, bukan pula tentang kehilangan besar. Ini hanyalah serpihan kehidupan - tentang hangatnya kebersamaan, tentang ribut kecil yang menumbuhkan rindu, dan tentang rumah yang terasa hidup karena dua jiwa yang saling menemukan arti dalam keberadaan satu sama lain.
(cover dan judul bisa saja akan dirubah, ini cerita pertama saya :)).