Ada cinta yang tidak pernah benar-benar mati.
Ia pernah singgah, namun tidak berlabuh, tapi selalu kembali menyala-seperti benang tak kasat mata yang menautkan dua jiwa meski dunia berulang kali memisahkan.
Alya Dianira Maheswari tumbuh di tengah kehilangan, tekanan, dan pilihan hidup yang tidak pernah mudah. Sejak remaja, ia mengenal Vian-sahabat, cahaya, sekaligus rahasia terbesar dalam hidupnya. Hubungan mereka tidak pernah sederhana: tarik-ulur, salah waktu, dan luka yang tak terucap menjadikan kedekatan itu seperti mercusuar. Terlihat jelas, memberi arah, tapi tidak pernah bisa digenggam.
Di sisi lain, hidup menuntut Alya untuk melakukan trade-off: memilih jalan aman bersama orang lain, karier yang menguras jiwa, hingga kehilangan jati dirinya sendiri. Namun, setiap kali ia hampir runtuh, kehadiran Vian kembali memantik sesuatu-api kecil yang membuatnya bertahan.
Selaksa adalah kisah tentang jejak jiwa. Tentang cinta yang mengajarkan arti kehilangan, pengorbanan, dan pertumbuhan. Bagaimana cinta dapat membangkitkan keberanian untuk hidup. Tentang dua jiwa yang saling menyalakan, bahkan ketika diri bertanya? apakah cahaya itu takdir... atau hanya persinggahan yang indah?
Karena ada cinta yang tidak mati-hanya menunggu waktu untuk kembali menguji:
apakah ia akan tetap jadi kenangan... atau justru takdir yang belum selesai?
Gema Kesunyian" menyelami pergolakan batin Sukma yang merindukan kasih sayang, dan Bu Lestari yang terombang-ambing antara kewajiban dan gejolak emosi yang tak terduga. Setiap tatapan yang bertemu, setiap sentuhan tak sengaja, membawa mereka semakin dekat ke jurang romansa terlarang, di mana tekanan sosial, rasa bersalah, dan ketakutan akan konsekuensi selalu mengintai.
Akankah mereka mampu menahan diri dari perasaan yang membara? Atau akankah "gema kesunyian" di hati mereka menemukan jawaban dalam sebuah hubungan yang penuh risiko, mengancam untuk menghancurkan kehidupan keduanya?